Menlu Retno Protes Tiongkok Langgar Kedaulatan Laut RI
- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/kye/16
VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menyampaikan protes kerasnya terhadap Pemerintah China, atas sikap arogansi coast guard Tiongkok, di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu, 19 Maret 2016.
Protes tersebut disampaikan Menlu Retno terhadap Kuasa Usaha Sementara Kedubes Tiongkok, Sun Weide, karena Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia saat ini sedang berada di Beijing.
Dalam pertemuannya dengan Sun Weide, Menlu Marsudi menyampaikan protes terkait pelanggaran oleh coast guard Tiongkok terhadap hak berdaulat dan yurisdiksi Indonesia di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut kontingen.
Selain itu, adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pengawas perairan Tiongkok terhadap penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat Indonesia, dan pelanggaran terhadap kedaulatan laut teritorial Indonesia.
"Kami telah meminta klarifikasi kepada pemerintah Tiongkok terhadap kejadian ini. Kami juga mengharapkan adanya hubungan bernegara yang baik serta prinsip hukum internasional yang harus dihormati oleh pihak Tiongkok. Saya juga ingin menekankan bahwa Indonesia bukan merupakan negara claimant state di dalam Laut Tiongkok Selatan," kata Menlu Marsudi, dalam keterangan persnya di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin, 21 Maret 2016.
Sebelumnya, pelanggaran terjadi ketika kapal KM Kway Fey 10078 berbendera China tertangkap sedang melakukan tindakan illegal fishing di Perairan Natuna, Kepulauan Riau, perairan Indonesia. Pihak Kapal Pengawas kemudian melakukan pengejaran terhadap kapal asing tersebut setelah mencoba melarikan diri.
Dalam perjalanan pengawalan untuk mengamankan kapal China tersebut, tiba-tiba satu kapal coast guard China ikut mengejar kapal pengawas Indonesia dan menabrak kapal tangkapan. Seluruh awak kapal selamat dan delapan ABK kapal ditangkap.
Atas peristiwa tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, juga menyampaikan protesnya dan berharap pemerintah China menghargai kedaulatan Indonesia.
Laporan : Dinia Adrianjara