Widji Thukul Dapat Penghargaan dari Timor Leste

Xanana Gusmao.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Widji Tukul, buruh pabrik yang terkenal karena mencipta puisi dengan syair-syair puisi yang isinya menentang rezim Orde Baru memperoleh penghargaan dari Brigade Negra atau Brigade Hitam di Timor Leste.  Ia diberi penghargaan karena bersama Partai Rakyat Demokratik (PRD) membantu perjuangan Timor Leste memperoleh kemerdekaannya.

Dewan Eropa: Standar Ganda Ukraina dan Timur Tengah Tak Dapat Diterima

Penghargaan diberikan pada acara konferensi internasional tentang “Hak Timor Leste Atas Laut Timor adalah Hak yang Tak Terbantahkan,” pada 16 Maret 2016 di kota Dili, Timor Leste. Konferensi internasional ini diadakan oleh Asosiasi Brigadir Hitam (Brigade Negra).  Brigade Negra adalah organisasi yang beranggotakan orang-orang yang ikut berjuang mewujudkan kemerdekaan Timor Leste.

Penasihat media untuk Sekretariat Negara urusan Perempuan di bidang sosial dan ekonomi Timor Leste, Nug Katjasungkana, yang ikut hadir dalam konferensi tersebut mengatakan, konferensi ini diadakan untuk membangkitkan kembali solidaritas internasional untuk memperjuangkan hak Timor Leste atas Laut Timor.

Indonesia and Timor Leste Encourage Completion of Border Negotiations

Selain melaksanakan seminar, di acara itu Asosiasi Brigadir Negra juga memberikan penghargaan pada warga asing yang dianggap berjasa membantu perjuangan kemerdekaan Timor Leste. “Ada 3 orang dari Portugal, 2 orang dari Australia, dan dari Indonesia,” kata Nug kepada Viva.co.id, yang menghubunginya pada Jumat, 18 Maret 2016.

Warga Indonesia yang mendapat penghargaan adalah Budiman Sujatmiko, Wilson, Bimo Petrus, Jakobus Eko Kurniawan, Petrus Haryanto, Wiji Tukul dan Ditha Indah Sari. “Bimo Petrus yang masih hilang diwakili bapaknya, Petrus Haryanto diwakili istrinya, sedangkan Widji Thukul diwakili anak perempuannya Fitri Nganti Wani,” ujar Nug.

Momen PM Timor Leste Cium Tangan Menlu Retno Marsudi, Disaksikan Presiden Jokowi dengan Senyum

Penghargaan disampaikan oleh Xanana Gusmao. Mantan Perdana Menteri dan Presiden Timor Leste itu memberikan penghargaan dalam posisinya sebagai mantan Panglima Falintil.

Widji Thukul Perakit Bom untuk Timor Leste?

Nug membantah informasi yang beredar bahwa pada acara tersebut Xanana mengatakan memberi penghargaan pada Widji Tukul karena membantu mengajarkan cara merakit bom pada pejuang Timor Leste.  “Tak ada satu pun kalimat Xanana yang mengatakan, Widji Tukul adalah perakit bom,” katanya menegaskan.

“Waktu Fitri bicara setelah menerima penghargaan, dia bercerita tentang rasa kehilangannya karena tak memiliki bapak. Saat itu Xanana memeluk Fitri, lalu mengatakan “bapakmu ada di sini.” Menurut saya, itu adalah ucapan empati Xanana, seolah ia menggantikan Widji Tukul sebagai ayah Fitri,” ujar Nug, menjelaskan.

“Saya sudah menonton TVTL dan tidak ada ucapan tersebut. Saya juga hadir di acara itu dan tidak mendengar Xanana bicara seperti itu,” katanya menambahkan.

Nug mengatakan, tak ada sama sekali menyebut Widji Tukul sebagai perakit bom. Xanana memang mengatakan, saat perjuangan segala hal dilakukan termasuk merakit bom, tapi tidak menyebut nama Widji Tukul. “Saya heran, kenapa sampai informasinya jadi seperti itu?” ujarnya.

Nug menduga isu itu dihembuskan karena mereka akan menggelar demo besar di beberapa negara, yaitu Indonesia, Australia, Malaysia, Filipina, dan Amerika. Demo ini diadakan untuk mengingatkan kembali hak Timor Leste atas Laut Timor yang masih menjadi sengketa dengan Australia. Rencananya, demo besar tersebut akan diadakan pada 22-23 Maret 2016.

“Bisa saja isu itu dihembuskan untuk menghalangi perjuangan memperoleh hak atas Laut Timor. Karena harusnya hak Timor Leste atas laut yang kaya minyak tersebut lebih besar dari Australia,” ujarnya.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste, Primanto Hendrasmoro, membenarkan adanya acara dan pemberian penghargaan tersebut. Saat dihubungi VIVA.co.id, pada Jumat, 18 Maret 2016, Primanto Hendrasmoro melalui pesan singkatnya mengatakan, “memang pada tanggal 16 Maret sebuah organisasi masyarakat di Timor Leste mengadakan seminar yang memberikan apresiasi pada individu-individu Indonesia yang pro demokrasi. Mereka adalah yang pada tahun-tahun 1998 hingga 1999 bersimpati pada perjuangan Timor Timur, termasuk Widji Tukul. Seminar tersebut memang dihadiri Xanana Gusmao selaku tokoh demokrasi di Timor Leste. Tapi, penghargaan itu bukan diberikan atas nama pemerintah Timor Leste.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya