Kala Media Belanda Penasaran Isu Narkoba dan LGBT di RI
- KBRI Den Haag
VIVA.co.id - Para jurnalis senior Belanda kian antusias mengikuti perkembangan isu-isu di Indonesia, yang kian beragam dan dinamis. Mulai dari program-program besar ekonomi yang tengah diterapkan pemerintah Indonesia, pemberantasan narkoba secara nasional, hingga isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), yang tengah menjadi kontroversi di masyarakat.
Isu-isu itu mereka bahas bersama dengan Duta Besar baru Indonesia untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja. Ini terjadi saat Dubes Puja mengundang mereka santap siang di Wisma Duta Rabu kemarin, demikian ungkap Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag.
“Tantangan terbesar sebagai Duta Besar Indonesia di Belanda adalah bagaimana terus menjaga dan meningkatkan hubungan bilateral yang selama ini sudah berjalan dengan sangat baik,“ kata Puja.
Para wartawan yang hadir pada acara makan siang bersama tersebut dari berbagai media cetak dan elektronik terkemuka di Belanda, seperti De Telegraaf, Algemeene Dagblad, Elsevier, Diplomatic Magazine, Geassocieerde Pers Diensten, Jurjenz Production, Wassenaarse Krant, dan Indo Radio, salah satu media online dari Indonesia.
Puja mengungkapkan, selain menjelaskan tantangan terbesar dalam menjalankan hubungan bilateral, tantangan besar lain adalah isu ekonomi yakni bagaimana dapat terus meningkatkan nilai investasi dan perdagangan. "Selama ini Belanda merupakan mitra dagang Indonesia yang besar dan merupakan pintu gerbang masuknya ekspor Indonesia ke Eropa," kata Puja.Â
Kerjasama dengan pihak swasta Belanda yang menyangkut water management juga disinggung. Kepada para jurnalis ini disampaikan bahwa hubungan kedua negara semakin dekat dengan disepakatinya Joint Declaration on Comprehensive Partnership yang ditandatangani kedua kepala pemerintahan tahun 2013 lalu.Â
Selain itu Dubes Puja juga menjelaskan bagaimana pemerintah menangani masalah narkoba dengan banyaknya korban narkoba di Indonesia. Dia menyampaikan data angka korban narkoba yang meninggal setiap hari dan jumlah pemakai narkoba yang direhabilitasi di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan pemerintah memutuskan hukuman yang berat terhadap pembawa, pengedar dan pembuat narkoba di Indonesia.
Isu LGBT di Indonesia pun ditanyakan oleh Wouter de Winther, wartawan De Telegraaf. Dubes Puja menjawab bahwa hal tersebut merupakan isu global yang juga dihadapi negara lain dan belum selesai dibahas di forum internasional termasuk di PBB.
Di Indonesia terdapat kelompok LGBT yang berhasil membuat Yogyakarta Declaration yang dicontoh oleh organisasi serupa di negara lain.
Untuk masalah pariwisata, disampaikan bahwa angka kunjungan wisatawan dari Belanda terus meningkat. Tahun 2015 lalu hampir mencapai 170 ribu orang.
Namun Indonesia perlu menyasar lebih banyak generasi muda Belanda sebagai wisawatan yang potensial. Pelarangan mengenai penjualan alkohol juga disampaikan, dan dijelaskan bahwa pemerintah daerah telah mengatur penjualan alkohol di wilayahnya, seperti contohnya di Bali.
Sementara itu Maaike Kraaijeveld dari Algemeen Dagblad menanyakan tentang penyelenggaraan Pasar Malam Indonesia (PMI). Puja mengungkapkan bahwa kemungkinan PMI sebagai salah satu sarana promosi Indonesia di Belanda akan diselenggarakan kembali pada tahun-tahun mendatang, bekerjasama dengan pihak swasta.
Jamuan makan siang Kepala Perwakilan RI ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh KBRI Den Haag untuk membuat jejaring dengan media guna mempromosikan dan menjelaskan tentang Indonesia terkini kepada publik Belanda, ungkap Azis Nurwahyudi, Minister Counsellor Pensosbud di KBRI Den HaagÂ
Pada jamuan makan siang kali ini disajikan makanan tradisional Indonesia berupa Laksa Betawi, Nasi Rendang, Kue Pandan dan Brownies Ketan Hitam oleh kumpulan Chef Indonesia di Belanda yang tergabung dalam organisasi Indonesia Satu.