Kerusuhan di Penjara Guyana, 16 Narapidana Tewas
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id - Kerusuhan besar terjadi di penjara Georgetown, Guyana, Kamis, 3 Maret 2016. Sejauh ini, dilaporkan 16 orang narapidana tewas akibat insiden tersebut.
Dilansir Channel News Asia, Jumat, 4 Maret 2016, kerusuhan dipicu karena penjara yang berada di pesisir utara Amerika Selatan itu kondisinya sudah melebihi kapasitas.
Selain itu, kerusuhan juga dipicu razia mendadak yang dilakukan polisi setempat di penjara tersebut. Narapidana marah dengan aparat keamanan yang menyita sejumlah telepon genggam dan narkoba dari razia tersebut.
"Kami sedang krisis, sebagai akibat dari beberapa insiden yang dimulai sekitar 09:23 tadi malam," kata Menteri Keamanan Publik, Khemraj Ramjattan pada konferensi pers di Georgetown, Kamis, 3 Maret 2016.
Kerabat narapidana yang mendengar insiden tersebut langsung mendatangi penjara untuk mencari informasi terkait kondisi kerabat mereka yang ada di dalam penjara. Selain 16 orang tewas, lima narapidana dilarikan ke rumah sakit.
Presiden David Granger mengaku telah membentuk panel untuk menyelidiki insiden tersebut. Pasalnya, penjara ini dibangun untuk menampung 600 tahanan, namun jumlah tahanan yang menghuni penjara Georgetown saat ini lebih dari 900 tahanan.
Sementara itu, pengawas penjara, Kevin Pilgrim mengatakan kerusuhan dipicu inspeksi mendadak rutin yang dilakukan aparat keamanan setempat pada Rabu lalu. Polisi menemukan ganja dan menyita 19 ponsel dari dalam penjara.
Pilgrim tak membantah kondisi penjara saat ini sudah over kapasitas. Dia juga menduga ada pejabat penjara yang membantu para narapidana menyelundupkan ponsel ke dalam penjara.
"Saya tidak akan duduk di sini dan menyangkal bahwa kita tidak memiliki beberapa petugas yang korup. Itu adalah fakta," tegas dia.