Mau Suriah Damai, AS-Rusia Harus Akur

Ilustrasi hubungan AS-Rusia
Sumber :
  • www.fort-russ.com

VIVA.co.id - Mantan Kepala Ahli Strategi Militer Amerika Serikat, David Kilcullen, menegaskan bila dunia ingin melihat perdamaian terjadi di Suriah, maka AS harus bergandengan dengan Rusia.

Gelar Operasi Antiteror, Polisi Kanada Lumpuhkan Tersangka

"Tidak ada cara lain. Washington harus bekerjasama dengan Moskow untuk memastikan penyelesaian politik dari perang sipil Suriah," kata Kilcullen, seperti dikutip dari situs Sputniknews, Kamis, 3 Maret 2016.

Ia mengatakan, kerja sama dua negara itu sangat penting lantaran harus menyelesaikan masalah lainnya, yakni memberantas kelompok teroris dan ektremis Daesh dan Jabhat al-Nusra, yang masih merongrong perdamaian Timur Tengah.

"Memang, terdapat perbedaaan (pandangan antara AS dan Rusia). Tapi itu bisa diatasi. Pekerjaan rumah masih banyak yang menumpuk. Teror Daesh dan (Jabhat) al-Nusra di depan mata yang harus diselesaikan secepatnya," ujar Kilcullen, yang juga mantan Penasihat Khusus kontra-pemberontakan untuk mantan Menlu AS Condoleezza Rice.

Menurutnya, perbedaan antara Rusia dan AS terhadap Suriah hanya terletak di Presiden Suriah Bashar al-Assad. Artinya, kata Kilcullen, Assad sendiri yang harus memutuskan apakah harus turun dari tampuk kekuasaan atau justru memilih tetap bertahan.

"Terus terang, masalah Assad memang rumit. Tapi bukan berarti itu masalah yang tidak terpecahkan. Kita semua memiliki kepentingan yang sama dalam menghentikan perluasan pengaruh ISIS. Kalau tidak sepakat tentu kita sulit untuk menyelesaikan masalah lainnya," tutur Kilcullen, yang baru saja merilis buku terbarunya berjudul "Blood Year: Terror and the Islamic State".

Kendati demikian, Kilcullen mengakui kalau keputusan AS menyerang Irak pada 2003 adalah penyebab munculnya ISIS. (ase)