Trump Diserang 'Orang Dalam'
Kamis, 3 Maret 2016 - 09:10 WIB
Sumber :
- REUTERS/Lucas Jackson
VIVA.co.id
- Suara Partai Republik terbelah pasca salah satu kandidat calon presidennnya, Donald Trump, unggul pada hasil sementara pemilihan pendahuluan Presiden Amerika Serikat. Salah satunya politisi senior Lindsey Graham yang menentang miliuner itu.
Seperti dikutip dari situs BBC, Kamis, 3 Maret 2016, ia mengingatkan Trump untuk tidak jemawa setelah kemenangan yang diraihnya di tujuh negara bagian.
"Dia (Trump) mendeklarasikan diri sebagai 'pemersatu'. Tapi anehnya, dia justru mendapat tentangan keras dari internal kami," kata Graham.
Ia juga terang-terangan kalau Trump bakal kalah dalam pemilu November 2016, dan meski tidak langsung, mengatakan bahwa pesaingnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, bakal memenangkan perlombaan ini.
Alasan Senator Carolina Selatan itu dikemukakan karena sikap kontroversi terbaru Trump yang menyatakan kalau dirinya 'tidak cukup tahu' soal isu dukungan mantan petinggi Ku Klux Klan (KKK), David Duke, kepadanya.
Dukung Cruz
"Sikap itu justru akan menjatuhkan (suara) kami (dalam pemilu) nanti," tutur Graham. Ia pun menggeser pilihannya ke Senator Texas, Ted Cruz, yang dinilainya lebih cakap ketimbang Trump.
"Kami mungkin berada dalam posisi di mana harus menggalang suara Ted Cruz sebagai satu-satunya cara untuk menghentikan Trump," ungkap Graham.
Cruz sendiri masih menguntit di belakang Trump yang memenangkan suara sementara di tiga negara bagian.
Sementara politisi senior Partai Republik lainnya, Paul Ryan, menambahkan, para pendukung yang mengusung Trump harus menolak setiap kelompok atau organisasi yang dibangun di atas fanatisme, terutama ras atau warna kulit.
Hal ini bertujuan agar partai tidak terbawa oleh kampanye yang membuat orang berprasangka buruk. "Biarkan saya membuatnya sangat jelas. Kami (Senat Partai Republik) mengecam David Duke beserta KKK dan sikap rasisnya," tegas Ryan, yang juga Ketua DPR AS itu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Cruz sendiri masih menguntit di belakang Trump yang memenangkan suara sementara di tiga negara bagian.