Wasiat Terakhir bin Laden Sebelum Tewas
- U-Report
VIVA.co.id – Mantan Pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, seperti sudah memprediksi kematiannya. Ia telah menulis surat wasiat berisi akan menghibahkan uangnya sebesar US$29 juta (£20,8 juta) atau sekitar Rp391,5 miliar. Uang tersebut akan dipakai untuk melanjutkan perang jihad global, jika dirinya sudah tewas.
Mengutip situs Channel News Asia, Rabu, 2 Maret 2016, isi surat tersebut juga menjelaskan uraian atau rincian mengenai penerima dan penggunaan dana. Bin Laden mengatakan, dalam suratnya, satu persen dari US$29 juta, yaitu US$290 ribu (Rp3,9 miliar) akan diberikan kepada Mahfouz Ould al-Walid.
Ia diketahui seorang militan senior Al Qaeda di Sudan yang biasa menggunakan nama Abu Hafs al Mauritani. Bin Laden tinggal di Sudan selama lima tahun sebagai tamu resmi sampai ia diminta untuk pergi pada Mei 1996 oleh pemerintah fundamentalis Islam di bawah tekanan dari Amerika Serikat.
Kemudian, satu persen lainnya akan diberikan kepada Insinyur Abu Ibrahim al-Irak Sa'ad, untuk membantu mengatur perusahaan pertama bin Laden di Sudan, Wadi al-Aqiq Corporation.
"Saya berharap untuk saudara-saudara dan seluruh rekan seperjuangan untuk mematuhi kehendak saya dan menghabiskan semua uang yang saya tinggalkan di Sudan untuk jihad. Demi Allah. Saya juga minta maaf jika saya telah melakukan apa yang Anda tidak suka," kata bin Laden, dalam penutup suratnya.
Surat ini merupakan satu dari dari 113 dokumen yang diambil oleh pasukan khusus Amerika Serikat (Team Six) ketika menyerang rumah bin Laden di Pakistan pada 2011.
Para pejabat intelijen AS percaya bahwa itu adalah wasiat terakhir yang ditulis oleh gembong teroris tersebut. Media Reuters dan ABC Television diberi akses eksklusif untuk melihat serta menerjemahkan dokumen itu, yang aslinya berbahasa Arab.
Selanjutnya, seluruh dokumen tersebut dibuka untuk publik oleh badan-badan intelijen AS. Dokumen-dokumen milik bin Laden yang disita AS itu merupakan bagian dari tahap kedua yang sudah dipublikasikan sejak Mei 2015. Namun, sejumlah besar dokumen belum akan dirilis.