UE Kehilangan US$1,5 Triliun Bila Schengen Dicabut
- sputniknews.com
VIVA.co.id - Maraknya serangan teror di beberapa negara Eropa yang ditengarai akibat ulah kelompok teroris dan ekstremis yang menyusup menjadi pengungsi dari Timur Tengah ini, berimbas pada pemberian visa Schengen.
Sebut saja peristiwa teror yang terjadi di Brussel, Belgia, dan Paris, Prancis, membuat kebijakan pemberian Schengen menjadi lebih ketat ketimbang sebelumnya. Bahkan, Prancis secara terang-terangan akan membekukan pemberian visa Schengen.
Lalu, apa dampaknya bagi Uni Eropa (UE). Hasil penelitian dari The Bertelsmann Foundation Research, lembaga think tank asal Jerman, menyebutkan bila Schengen dibekukan maka imbasnya akan besar bagi sektor perdagangan.
Menurut mereka, UE bakal kehilangan pemasukan sebesar US$1,55 triliun (€1,4 triliun) selama 10 tahun ke depan.
"Pembekuan membuat impor meningkat sebesar tiga persen. Dan, yang paling terpukul atas kebijakan ini adalah Jerman dan Prancis. Mereka bakal kehilangan miliaran euro dalam perdagangan selama satu dekade," kata Aart De Geus, Presiden Bertelsmann Foundation, seperti dikutip dari situs Sputniknews, Selasa, 23 Februari 2016.
Ia lalu mengambil contoh, bilamana impor UE meningkat satu persen saja, maka Benua Biru akan kehilangan pendapatan sebesar US$518 miliar (€470 miliar).
Selain itu, kata De Geus, kebijakan pembekuan turut meningkatkan ongkos operasional pengiriman barang dan imbasnya ke konsumen, di mana harga barang naik.
Tak hanya itu. De Geus mengingatkan, setiap perkembangan atas kebijakan ini imbasnya juga ke perdagangan internasional, terutama AS dan China mitra dagang utama UE, dipastikan mengalami kenaikan biaya.
"Ini seperti efek domino. Semuanya akan berdampak," tutur De Geus.
Mengenai pembatasan pengungsi dari Timur Tengah, hingga kini UE belum “satu suara”, apakah sepakat menolak atau menerima.
Isu pembekuan Schengen ini tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat tinggi UE di Brussels. Jika benar-benar terjadi, bakal mengakhiri berdirinya UE yang merupakan satu entitas Eropa yang tidak dapat dipisahkan.
Schengen adalah kesepakatan seluruh negara anggota Uni Eropa yang memberikan kebebasan warga non-Uni Eropa untuk berkunjung ke negara manapun di kawasan Benua Biru yang beranggotakan 22 negara ditambah Swiss, Norwegia, dan Islandia.
Kesepakatan ini juga membuat seluruh negara anggota Uni Eropa membuka perbatasan antarnegara tanpa pemeriksaan imigrasi. Schengen merupakan nama sebuah desa di Luksemburg tempat pertemuan berlangsung.