Usai Ledakan Bom, Turki Ubah Kebijakan Keamanan
Minggu, 21 Februari 2016 - 10:48 WIB
Sumber :
- REUTERS/Kemal Aslan
VIVA.co.id - Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, mengatakan, negaranya akan mengeluarkan kebijakan keamanan nasional yang baru usai terjadinya ledakan bom mobil di Ankara yang menewaskan 28 orang.
"Kami akan melakukan perubahan dalam aspek keamanan. Setelah berdiskusi selama lima jam dengan kepala keamanan, maka rencana aksi anti teror saat ini sedang dipersiapkan," kata Davutoglu seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Minggu, 21 Februari 2016.
Baca Juga :
Densus Beberkan Peran 8 Tersangka Teroris Kelompok NII yang Ditangkap di Beberapa Wilayah Indonesia
Ia mengatakan, kebijakan ini termsauk dalam salah satu rencana keamanan dari tenaga militer, namun juga meminta agar masyarakat ikut mengambil bagian dari hal ini. Kelompok teroris, kata dia, bertanggung jawab atas trauma dan kekacauan yang terjadi di antara warga.
Baca Juga :
Organisasi Pers Sebut Sebagian Besar Jurnalis Dibunuh secara Sengaja oleh Israel di Gaza
"Kita semua harus membantu aparat keamanan, tidak akan ada upaya yang berhasil tanpa dukungan mayarakat," kata Davutoglu.
Davutoglu juga menolak klaim kelompok militan Kurdi yang mengatakan pihaknya bertanggung jawab atas serangan terhadap konvoi militer itu.
Kurdistan Freedom Falcons (TAK), yang memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), mengatakan serangan itu adalah balas dendam atas operasi militer Turki di wilayah tenggara negara itu.
Namun, pemerintah Turki bersikeras bahwa Syrian Kurdish Democratic Union Party (PYD) dan militan People's Protection Units (YPG) adalah pelaku atas serangan yang bekerja sama dengan PKK. "Sudah sangat jelas bahwa serangan ini adalah perbuatan PKK dan YPD," kata Davutoglu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Davutoglu juga menolak klaim kelompok militan Kurdi yang mengatakan pihaknya bertanggung jawab atas serangan terhadap konvoi militer itu.