Oleh-oleh Jokowi dari Gudangnya Pakar IT

Presiden Jokowi.
Sumber :
  • chirpstory.com

VIVA.co.id - Berakhir sudah perjalanan dinas Presiden Joko Widodo di Amerika Serikat. Beragam acara telah dijalankan sesuai dengan agenda. Masyarakat pun menunggu hasil konkret dari 'jalan-jalan' Jokowi, bukan 'asor' alias angin surga.

Memang, sebelum berangkat ke Paman Sam minggu lalu, salah satu agenda Presiden di sana adalah mengunjungi Silicon Valley, gudangnya pakar IT, di San Fransisco. Hal ini bukan tanpa alasan. Presiden ingin membangun perekonomian berbasis digital agar bisa bersaing dengan negara lain.

Dengan begitu, Jokowi berharap dapat menciptakan 1.000 teknopreneur dalam lima tahun lantaran peluang berbisnis IT di Indonesia masih sangat terbuka luas. Berikut rangkuman VIVA.co.id hasil blusukan Jokowi di Sillicon Valley.

Pada sesi II KTT AS-ASEAN di Sunnylands, California, Presiden Jokowi berkesempatan berjumpa dengan tiga CEO ekonomi digital asal AS, yakni CEO Microsoft Satya Nadella, CEO IBM Ginni Rometty dan CEO CISCO Chuck Robbins. Ketiganya atas undangan Presiden AS Barrack Obama.

Pertemuan ini sangat penting bagi Indonesia. Pasalnya, pemanfaatan teknologi untuk pembangunan adalah sebuah lompatan besar bagi program pemerintah dengan tujuan melayani masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah pelosok dan perbatasan.

"Untuk itu, dalam pandangan tiga CEO ini ditekankan arti penting kemitraan antara pemerintah dengan swasta melalui skema Public Private Partnership (PPP)," seperti diungkapkan dalam keterangan yang diterima VIVA.co.id, Selasa 16 Febuari 2016.

Pascapertemuannya dengan ketiga CEO, keesokan harinya, Jokowi beserta rombongan menuju San Fransisco dengan membawa dua agenda utama. Bertemu diaspora Indonesia dan mengunjungi Silicon Valley.

Saat bertemu diaspora di Auditorium Palace of Fine Arts, Presiden lagi-lagi menekankan perkembangan teknologi penting bagi pertumbuhan ekonomi. Utamanya yang berhubungan langsung dengan sektor usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM).

Di depan 800 diaspora Indonesia Jokowi mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 1.000 teknopreneur. Oleh karena itu, dirinya ingin mengajak para diaspora yang pakar teknologi informasi (IT) ini untuk 'pulang kampung' membangun negerinya agar tidak tertinggal oleh negara lain, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

"Pulanglah. Saya membutuhkan 1.000 teknopreneur dalam lima tahun. Mari kita bangun ekonomi digital. Peluang berbisnis IT di Indonesia masih sangat terbuka luas," ujarnya, melalui keterangan yang diterima VIVA.co.id, Rabu, 17 Februari 2016.

Bidik sektor UMKM

Kemudian, agenda terakhir Presiden mengunjungi Silicon Valley dan dijadwalkan akan bertemu dengan para CEO Facebook, Google dan Twitter. Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg mengapresiasi kehadiran Presiden Joko Widodo di kantor pusatnya. Ia pun bangga mengajak mengelilingi kantor Facebook bersama Jokowi.

Keduanya membicarakan kerja sama untuk meningkatkan konektivitas dan peluang internet untuk semua kalangan di Indonesia. "Kami berbicara banyak. Dan kami siap membantu Indonesia memperluas akses konektivitas ke berbagai daerah di Indonesia," ungkap Zuckerberg.

Setelah dari Facebook, Presiden kemudian bertandang ke kantor pusat Google dan langsung diterima CEO Google Sundar Pichai beserta jajaran eksekutif perusahaan IT raksasa itu. Kepada Pichai, Presiden memberikan apresiasi dalam upaya Google mengatasi Illegal Unreported and Unregulated (IIU) yang menyiapkan aplikasi identifikasi penangkapan ikan ilegal.

"Manfaat aplikasi ini sangat besar perannya. Kami memiliki visi ekonomi digital dengan target US$1,130 miliar dan dimulai dengan mengeluarkan berbagai kebijakan antara lain peluncuran peta jalan e-commerce Indonesia serta 10 paket kebijakan ekonomi. Tak lupa juga fasilitas akses pembiayaan UMKM dan perusahaan IT baru,” kata Jokowi.

Terakhir menuju Twitter. CEO Twitter, Jack Dorsey dengan antusias menyambut mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Mereka berdiskusi tentang peran media sosial seperti Twitter dalam menjembatani komunikasi serta mengambil tindakan untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian.

Presiden juga membahas penggunaan Twitter sebagai platform yang live dan real-time untuk diformulasikan secara nyata agar menjadi bagian dari penanggulangan bencana serta mencegah aksi terorisme dan tindakan ekstremisme.

"Kunjungan ini adalah bagian dari program ekonomi digital. Kita harus mengejar ketertinggalan dari negara lain," kata Jokowi, seperti keterangan yang diterima VIVA.co.id, Kamis, 18 Februari 2016.

Dorsey pun menyambut baik inisiatif Presiden Jokowi dan berjanji akan membantu masyarakat Indonesia supaya terhubung satu sama lain setiap hari serta memberikan kesempatan untuk menunjukkan keunikan budaya Indonesia ke seluruh dunia.

"Kami berharap hubungan baik yang telah terjalin selama ini dapat terus berlanjut hingga masa mendatang,” ungkap Dorsey. Setelah berkeliling kantor pusat Twitter, Jokowi dan Dorsey kemudian melakukan pertemuan tertutup, sebelum kembali ke Tanah Air.

Bulan Ramadan, Netizen Banyak Tanya Google Soal Ini