Presiden Minta Diaspora 'Pulang Kampung' Bangun Negeri
- Dokumentasi Biro Pers Istana.
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo menunjukkan kepeduliannya terhadap perkembangan teknologi. Utamanya yang berhubungan langsung dengan sektor usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM). Saat berdialog dengan 800 diaspora Indonesia di Auditorium Palace of Fine Arts, San Francisco, Selasa, 16 Februari 2016 malam, Jokowi mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 1.000 teknopreneur.
Oleh karena itu, Jokowi ingin mengajak para diaspora yang pakar teknologi informasi (IT) ini untuk 'pulang kampung' membangun negerinya agar tidak tertinggal oleh negara lain, khususnya di kawasan Asia Tenggara. "Pulanglah. Saya membutuhkan 1.000 teknopreneur dalam lima tahun. Mari kita bangun ekonomi digital. Peluang berbisnis IT di Indonesia masih sangat terbuka luas," ujarnya, melalui keterangan resmi yang diterima VIVA.co.id, Rabu, 17 Februari 2016.
Ia melanjutkan, berbagai aplikasi untuk masyarakat masih dibutuhkan seperti aplikasi prakiraan cuaca untuk nelayan, petani dan juga aplikasi untuk industri UMKM. Namun, mantan wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta ini juga mengakui masih terdapat kekurangan seperti jaringan telekomunikasi broadband yang belum merata hingga pelosok dan mempermudah perizinan untuk startup.
"Nilai bisnis ini sangat besar. Jadi jangan sampai hanya dimanfatkan negara-negara lain saja. Ini kesempatan buat anak-anak muda. Peluangnya sekarang. Kalau ditunda kita malah makin ketinggalan," jelas Presiden, di depan diaspora yang jumlahnya tergolong cukup besar di AS.
Indonesia sendiri diakui memiliki potensi yang besar di bidang ekonomi digital. Pada 2014, tercatat transaksi e-commerce Indonesia mencapai US$12 miliar. Artinya, Indonesia mengalami peningkatan tajam dari 2013 yang berada pada posisi US$8 miliar. Diprediksi, tahun ini jumlahnya mencapai US$24,6 miliar.
Beberapa pejabat Indonesia sudah tampak di San Fransisco, diantaranya Menkominfo Rudiantara, Kepala BKPM Franky Sibarani, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf. Presiden dan Ibu Negara bersama rombongan dijadwalkan kembali ke tanah air dan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada Jumat, 19 Februari 2016, pagi.