Presiden Gagas Pemanfaatan Medsos Hadang Ekstremis

Presiden Jokowi saat diskusi terorisme di KTT AS-ASEAN
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rebecca Reifi Georgina

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo menyampaikan gagasannya untuk memanfaatkan media sosial dalam menghadapi ekstremis dan teroris. Hal itu dikemukakan untuk meminimalisir bergabungnya warga negara ASEAN serta penyebaran paham ekstrimis dalam Foreign Terrorist Fighters (FTF) melalui dunia maya.

"Oleh karena itu, kita harus bekerjasama dengan media sosial dalam menyebarkan perdamaian dan toleransi sebagai penolakan atas ajakan mereka.Sekali lagi, saya mengajak kita semua untuk bergabung memperbanyak narasi melalui media sosial mengenai moderasi, toleransi dan perdamaian," ujarnya, dalam diskusi KTT AS-ASEAN Summit, seperti dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Rabu, 17 Febuari 2016.

Presiden juga mengemukakan bahwa hampir semua negara menghadapi masalah yang sama, di mana ada warga negaranya yang bergabung dengan FTF. Adapun jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah sebanyak 329 orang. Jumlah ini, kata Presiden, relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta jiwa.

"Berdasarkan analisis media, faktor utama relatif kecilnya penduduk Indonesia yang bergabung FTF adalah karena Indonesia tidak memiliki pemerintah yang represif, tidak dalam pendudukan serta kondisi politik yang relatif stabil," kata Presiden.

Dari analisis tersebut, Presiden melanjutkan, dapat ditarik pelajaran bahwa untuk memerangi terorisme dan mengurangi FTF diperlukan kestabilan politik, pemerintah yang demokratis serta tidak dalam pendudukan asing. (ase)

Tanggapan Muslim di Afrika atas Menangnya Trump