Barat Tabuh Perang Dingin Baru dengan Rusia

Ilustrasi Konflik NATO dengan Rusia.
Sumber :
  • www.activistpost.com

VIVA.co.id - Mantan Analis Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA), Ray McGovern, mengatakan Barat telah menciptakan 'Perang Dingin Baru' dengan Rusia. AS meningkatkan empat kali lipat anggaran militernya serta kehadiran NATO di Eropa Timur, adalah fakta yang tidak terbantah.

"Ini sesuai apa yang dikatakan Paus Fransiskus. Ia bilang 'perdagangan senjata merupakan lahan basah' dan perdamaian sangat buruk bagi bisnis ini. Sedangkan perang dan konflik adalah medan bisnis yang menggiurkan," ungkap McGovern, seperti dikutip Sputniknews, Jumat, 12 Februari 2016.

AS dan NATO, kata McGovern, tetap bersikeras kalau tindakan ini murni sebagai pertahanan dari ancaman Rusia. Tetapi fakta di lapangan menyebutkan justru kehadiran sistem antirudal di sepanjang perbatasan Rusia akan meningkatkan eskalasi konflik.

"Singkatnya, ini semua saling berhubungan. Industri militer, kongres, media, dan keamanan kawasan. Dengan adanya konflik dan bahkan perang, membuat bisnis persenjataan menjadi lahan menggiurkan dan para jenderal yang terlibat dalam perang pun cepat naik pangkat di kerah mereka," tuturnya.

Melihat situasi seperti ini, McGovern menyebutnya sebagai keseimbangan teror daripada keseimbangan kekuasaan. Ia pun berharap Presiden Rusia Vladimir Putin dan jajarannya dapat membaca alur pikiran AS dan NATO yang pada selanjutnya segera dilakukan langkah pencegahan.

Ia juga menuding NATO yang berjanji untuk tidak memperluas wilayahnya pascaruntuhnya Pakta Warsawa.

Dubes Rusia: Tudingan Presiden Obama Tak Berdasar

"Benar (NATO) tidak memperluas wilayah dengan mengirim pasukan. Tapi justru mereka merangkul negara-negara bekas Pakta Warsawa untuk bergabung dengannya. Inilah yang terjadi pada Ukraina dan Georgia," ujar McGovern.

Dalam konflik Gerogia pada 2008 dan Ukraina pada 2014, AS dan NATO berkomplot untuk 'mengurung' Rusia melalui tangan pemberontak. Namun sayang, Rusia berhasil menggagalkannya. (ase)