Intelijen AS Sebut Anggota ISIS Makin Berkurang
- YouTube
VIVA.co.id - Laporan intelijen Amerika Serikat yang disampaikan oleh Gedung Putih mengatakan, saat ini kelompok militan ISIS memiliki 25.000 pejuang di Suriah dan Irak. Jumlah tersebut menurun dari sebelumnya yang mencapai 31.000 anggota.
Dilansir dari laman Reuters, Kamis, 4 Februari 2016, otoritas AS menjelaskan penurunan tersebut disebabkan oleh pertempuran dan desersi yang ada, serta serangan dari Koalisi Internasional yang dipimpin AS.
"Mereka merupakan ancaman besar, namun kini jumlah mereka menurun. Korban anggota ISIS terus berjatuhan secara signifikan karena dipengaruhi oleh banyaknya pertempuran dengan koalisi AS," kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.
Pasukan AS yang didukung kekuatan negara koalisi dan kelompok-kelompok oposisi moderat di Suriah, mengaku telah memberikan kontribusinya terhadap penurunan jumlah anggota ISIS tersebut. Earnest menjelaskan, sebanyak 10.000 serangan udara AS juga “menyumbangkan” banyak korban ISIS.
"Akhirnya upaya internasional mulai membendung aliran asing yang ingin bergabung dengan gerakan itu. ISIS mengalami kesulitan yang lebih dari sebelumnya terkait dengan jumlah pasukan mereka, dan kami menyadari sejak lama, dibutuhkan kerja sama masyarakat internasional untuk menghentikan aliran warga negara asing yang ingin bergabung dengan mereka," kata Earnest.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Emily Horne, mengatakan, penurunan ini mencerminkan efek dari kematian di medan perang, desersi, aksi internal, kesulitan merekrut, dan kesulitan bagi warga asing yang ingin melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.