Satu dari Dua Warga AS Pilih Golput
Kamis, 4 Februari 2016 - 09:32 WIB
Sumber :
- REUTERS/Kevin Lamarque
VIVA.co.id
- Apatis terhadap politik tak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan di AS, negara yang mengklaim sebagai pusatnya demokrasi, justru mungkin menjadi negara dengan jumlah golput (golongan putih) terbesar.
Pernyataan itu disampaikan Casimir A. Yost, Profesor dari Universitas Georgetown, Amerika Serikat, dan ahli dibidang diplomatik.
Baca Juga :
KTT AS-ASEAN, Pertemuan Besar Bermakna Ganda
Pernyataan itu disampaikan Casimir A. Yost, Profesor dari Universitas Georgetown, Amerika Serikat, dan ahli dibidang diplomatik.
"Satu dari dua orang di AS tidak memberikan suara mereka dalam pemilu," kata Yost, Rabu, 3 Febuari 2016 di @america, Pacific Place, Jakarta.
Ia menerangkan, hal tersebut dikarenakan AS tidak memberlakukan hari libur saat dilaksanakannya pemilu, sementara tidak semua perusahaan memberikan izin libur bagi karyawannya demi melakukan pencoblosan di daerah masing-masing.
"Dalam sistem pemilu kami, Anda harus bisa memenangkan suara di setiap negara bagian untuk bisa mencapai kemenangan mutlak. Tentunya sistem ini juga memiliki kekurangannya walaupun sudah sejak lama dilakukan," ucap dia
"Selain itu, jika seseorang sudah tiga kali tidak memberikan suaranya dalam pemilu, maka kemungkinan besar orang tersebut tidak bisa lagi mengikuti pemilu," kata Yost.
Ia menambahkan, masyarakat AS juga akan lebih antusias mengikuti pemilu jika terdapat kandidat yang benar-benar dianggap menarik perhatian. Contohnya, kata Yost, pada saat pertama kali Obama mencalonkan dirinya banyak sekali orang muda yang berpartisipasi.
Jadi ketika masyarakat AS tak terlalu antusias dengan kandidat capres yang ada, bisa dipastikan tingkat partisipasi mereka untuk ikut dalam pemilu juga rendah. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Satu dari dua orang di AS tidak memberikan suara mereka dalam pemilu," kata Yost, Rabu, 3 Febuari 2016 di @america, Pacific Place, Jakarta.