Dianggap Dukung Tentara Murtad, TV Pakistan Diserang ISIS
Jumat, 15 Januari 2016 - 16:36 WIB
Sumber :
- REUTERS/Mohsin Raza
VIVA.co.id
- Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di kantor stasiun televisi Pakistan ARY, Kamis waktu setempat, 14 Januari 2016.
Dua orang pelaku yang menggunakan motor melemparkan sebuah benda, yang kemudian menimbulkan ledakan. Benda tersebut, diduga sebagai granat. Mereka juga menembaki stasiun televisi yang berlokasi di Islamabad, pada Rabu 13 Januari 2016. Kedua pelaku berhasil kabur, saat petugas keamanan membalas tembakan mereka.
Menurut pernyataan ARY TV,
Baca Juga :
Pakistan Diteror Bom Lagi, 13 Orang Terluka
Baca Juga :
China Kutuk Serangan Bom Rumah Sakit di Pakistan
Dua orang pelaku yang menggunakan motor melemparkan sebuah benda, yang kemudian menimbulkan ledakan. Benda tersebut, diduga sebagai granat. Mereka juga menembaki stasiun televisi yang berlokasi di Islamabad, pada Rabu 13 Januari 2016. Kedua pelaku berhasil kabur, saat petugas keamanan membalas tembakan mereka.
Menurut pernyataan ARY TV,
melalui media sosial, satu pekerja mereka mengalami luka karena kepalanya terkena pecahan peluru.
Para penyerang juga melemparkan selebaran berbahasa Urdu dan Inggris, yang isinya mendesak media tersebut untuk tidak memihak "tentara murtad" dan pemerintah Pakistan dalam Perang Salib melawan Islam secara global, dengan cara menyembunyikan fakta.
Sebuah siaran radio dari ISIS, kemudian mengklaim serangan itu. Kepolisian Pakistan mengatakan, mereka masih melakukan investigasi dan mendalami serangan tersebut. Hingga saat ini, belum ada satu orang pun yang ditangkap atas aksi serangan itu.
"Kami masih sibuk dengan proses penyelidikan dan sudah menemukan beberapa petunjuk, dan kami terus menelusurinya," kata Kepala Polisi Sajjad Bokhari, seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat 15 Januari 2016.
Analis keamanan di Pakistan, Amir Rana, meminta polisi serius menanggapi serangan ISIS tersebut. "Ini waktunya untuk pihak berwenang melawan kelompok ISIS, sebab mereka mampu melakukan serangan yang lebih besar lagi," kata Rana. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
melalui media sosial, satu pekerja mereka mengalami luka karena kepalanya terkena pecahan peluru.