Kebijakan Pemimpin Jerman atas Kaum Migran Dipertanyakan
Senin, 11 Januari 2016 - 11:22 WIB
Sumber :
- REUTERS/Thomas Peter
VIVA.co.id
- Serangan pada sejumlah perempuan di Cologne dan beberapa kota lain di Jerman pada malam tahun baru. Laporan kriminal yang masuk dalam catatan Kepolisian Jerman akibat serangan tersebut telah mencapai 600 laporan. Kecurigaan polisi terpusat pada pencari suaka.
Serangan tersebut kebanyakan menargetkan perempuan, dan bervariasi, mulai dari pencurian hingga penganiayaan secara seksual.
Akibat tingginya angka serangan dan dugaan pelakunya adalah imigran, situasi ini membuat kebijakan Merkel terhadap pengungsi kembali dipertanyakan.
Serangan kekerasan yang tiba-tiba dan fakta bahwa kejadian tersebut terjadi mulai Hamburg hingga Frankfurt membuat Menteri Kehakiman Heiko Maas berspekulasi, pelaku telah merencanakan hal tersebut dan terkoordinasi.
Jerman akan melakukan pemilihan pada bulan Maret. Serangan ini dipastikan semakin menurunkan kepercayaan terhadap Merkel yang terus menolak membatasi pengungsi. Seperti diberitakan Reuters, Senin, 11 Januari 2016, Sabtu pekan lalu kelompok sayap kanan telah melakukan protes. Mereka mengancam akan menggalang dukungan bagi partai AfD (Alternative for German), partai yang terkenal anti-imigran.
Sebuah survey yang disponsori oleh siaran tv ARD menunjukan, tahun lalu di bulan yang sama, tingkat kepuasan warga Jerman pada Merkel mencapai 75 persen, sedangkan tahun ini hanya 58 persen.
Serangan di Cologne juga menjadi perdebatan sengit di Austria, negara tetangga Jerman. "Apa yang terjadi di Cologne sangat tak bisa dipercaya dan tak bisa diterima," kata Menteri Dalam Negeri Austria Johanna Mikl-Leitner.
Menurutnya, apa yang terjadi di sana nyaris sama dengan insiden serupa di kota perbatasan Salzburg. "Beberapa pelaku sudah dideportasi," katanya.
Hari ini, Senin, 11 Januari 2016, parlemen Jerman akan meminta keterangan dari kepolisian atas insiden yang terjadi di kota Cologne, Jerman, pada malam pergantian tahun. Hingga hari ini polisi terus menerima laporan tentang terjadinya ratusan masalah kriminal yang terjadi pada malam tahun baru tersebut. (ren)
Serangan kekerasan yang tiba-tiba dan fakta bahwa kejadian tersebut terjadi mulai Hamburg hingga Frankfurt membuat Menteri Kehakiman Heiko Maas berspekulasi, pelaku telah merencanakan hal tersebut dan terkoordinasi.
Jerman akan melakukan pemilihan pada bulan Maret. Serangan ini dipastikan semakin menurunkan kepercayaan terhadap Merkel yang terus menolak membatasi pengungsi. Seperti diberitakan Reuters, Senin, 11 Januari 2016, Sabtu pekan lalu kelompok sayap kanan telah melakukan protes. Mereka mengancam akan menggalang dukungan bagi partai AfD (Alternative for German), partai yang terkenal anti-imigran.
Sebuah survey yang disponsori oleh siaran tv ARD menunjukan, tahun lalu di bulan yang sama, tingkat kepuasan warga Jerman pada Merkel mencapai 75 persen, sedangkan tahun ini hanya 58 persen.
Serangan di Cologne juga menjadi perdebatan sengit di Austria, negara tetangga Jerman. "Apa yang terjadi di Cologne sangat tak bisa dipercaya dan tak bisa diterima," kata Menteri Dalam Negeri Austria Johanna Mikl-Leitner.
Menurutnya, apa yang terjadi di sana nyaris sama dengan insiden serupa di kota perbatasan Salzburg. "Beberapa pelaku sudah dideportasi," katanya.
Hari ini, Senin, 11 Januari 2016, parlemen Jerman akan meminta keterangan dari kepolisian atas insiden yang terjadi di kota Cologne, Jerman, pada malam pergantian tahun. Hingga hari ini polisi terus menerima laporan tentang terjadinya ratusan masalah kriminal yang terjadi pada malam tahun baru tersebut. (ren)
Baca Juga :
Menteri Jerman: Pemakaian Burkini di Sekolah Harus Diizinkan
Ia membela dengan dalih kesejahteraan anak-anak.
VIVA.co.id
27 Juni 2018
Baca Juga :