Iran Tuding Saudi Serang Kedubes di Yaman
- REUTERS/Raheb Homavandi
VIVA.co.id - Iran menuduh Arab Saudi menyerang kedubes mereka di ibu kota Yaman, Sana'a. Menurut Iran, Saudi menggunakan pesawat tempur untuk melakukan serangan.
Menurut juru bicara Koalisi Arab di Yaman, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, Saudi akan menginvestigasi kasus tersebut.
Asseri mengakui, koalisi jet melakukan serangan besar di Sana'a pada Rabu malam, 6 Januari 2016. Serangan itu menargetkan lokasi pelontar rudal yang digunakan milisi Houthi. Ia menambahkan, kelompok itu juga menggunakan fasilitas sipil, termasuk kantor kedutaan yang sudah ditinggalkan.
Asseri menambahkan, sebelumnya, koalisi sudah meminta seluruh negara untuk memberikan data koordinat posisi diplomatik mereka. "Karena posisi yang dibuat oleh kelompok Houthi tidak kredibel," katanya beralasan.
Koalisi pimpinan Saudi, yang didukung oleh AS, menargetkan kelompok Houthi yang beraliansi dengan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, yang telah mengundurkan diri sejak 2012. Koalisi ini mendapat kritikan keras dan dituding terlalu jauh memasuki urusan Yaman.
Koalisi ini juga dituding menyerang rumah sakit yang didirikan oleh Dokter Lintas Batas di Sana'a, pada Desember lalu.
Dikutip dari RT, 7 Januari 2016, serangan dilakukan Saudi atas keputusan Iran yang melarang semua produk Saudi untuk memasuki Iran.
Menurut kantor berita Iran, KCNA, keputusan ini diambil saat rapat kabinet yang dipimpin langsung oleh Presiden Iran Hassan Rouhani. Rapat kabinet juga menegaskan larangan melakukan ibadah umrah ke Mekah, yang telah diberlakukan sejak April tahun lalu, lantaran terjadi serangan seksual pada dua pria Iran yang diduga dilakukan petugas bandara Saudi.
Konflik Iran dan Arab Saudi memanas setelah Saudi mengeksekusi ulama kenamaan Iran Syaikh Nimral Nimr. Tindakan Saudi membuat rakyat Iran marah hingga membakar Kedubes Saudi.
Aksi itu dibalas Saudi dengan menarik pulang seluruh diplomatnya dan meminta diplomat Iran untuk kembali. Aksi Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran diikuti oleh Kuwait, Bahrain, dan Sudan.