Perayaan Natal di Negeri Belanda Serukan Pesan Toleransi

Penyalaan lilin pada perayaan Natal warga Indonesia di Belanda
Sumber :
  • KBRI Den Haag

VIVA.co.id - Semangat toleransi yang penuh kedamaian ditunjukkan masyarakat Indonesia dan Belanda pada perayaan Natal akhir pekan lalu. Mengambil tema ‘Hidup Bersama Dalam Keluarga Allah”, perayaan Natal dihadiri ratusan masyarakat Indonesia yang tinggal di negeri Kincir Angin.

Menag: Indeks Kerukunan Umat di Indonesia Tinggi

Perayaan berlangsung di Event Plaza Kota Rijswijk, pada 26 Desember lalu, demikian ungkap Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag.

Perayaan Natal diawali dengan ibadah pagi bagi umat Nasrani yang dipimpin oleh Pendeta Dr. Jakoep Ezra yang sengaja didatangkan dari Jakarta. Dalam khotbahnya, Pendeta Ezra menyampaikan pesan untuk memuliakan Natal melalui hidup bersama secara damai.
Alasan RUU Perlindungan Umat Beragama Belum Disahkan

Pesan serupa juga disampaikan Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo. Mengingat perayaan Natal tahun ini berdekatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad, Ibnu mengutip pernyataaan Prof. Dr. Komarudin Hidayat bahwa, "Yesus maupun Muhammad keduanya sebagai ‘juru selamat’, tapi dalam konsep dan formula yang berbeda."

Istana Kecam Pembakaran Permukiman Eks Gafatar

"Keduanya merupakan instrumen Allah untuk melakukan misi keselamatan dan kebahagiaan hidup manusia,” kata Ibnu. Dia juga berpesan agar toleransi antar umat beragama yang selama ini tumbuh di antara masyarakat Indonesia di Belanda harus terus dikembangkan.

Selepas ibadah, masyarakat Indonesia merayakan Natal dengan suka cita. Acara diawali penyalaan lilin perdamaian oleh para tokoh agama Kristen, Katolik, Hindu dan Islam bersama KUAI KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo.

Berbagai elemen masyarakat turut memeriahkan perayaan Natal tahun ini. Tidak saja lagu-lagu rohani yang digemakan oleh berbagai kelompok masyarakat, acara juga dimeriahkan dengan penampilan angklung oleh ibu-ibu DWP KBRI dan lagu-lagu berirama nasyid dari Persatuan Pemuda Muslim Eropa di kota Rotterdam.

Mahasiswa Indonesia yang belajar di kota Wageningen tidak ketinggalan berpartisipasi dengan menampilkan tari Kalimantan “Mandau Bawi,” ungkap Azis Nurwahyudi, Minister Counsellor Pensosbud dari KBRI Den Haag.
 
Kemeriahan Natal diakhiri dengan poco-poco yang ditarikan oleh para hadirin mengikuti lagu-lagu yang dimainkan oleh kelompok musik Nightbrakers. (ase)

Komjen Tito Karnavian

Kapolri Akui Toleransi Agama Jadi Persoalan di Indonesia

Masalah toleransi masih ada, meskipun Indonesia sudah merdeka 70 tahun

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016