Menlu Palestina: PM Israel Bodoh
- REUTERS/Mohamad Torokman
VIVA.co.id - Menteri Luar Negeri Palestina, Riad al Maliki, mengatakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah melakukan kebodohan. Kata al Maliki, Israel mengubah konflik yang tadinya adalah isu politik ke masalah agama.
"Kalau di ranah politik masalah Yerusalem hanya terbatas menyangkut Israel dan Palestina, namun Israel membuka pintu mereka, mengundang semua umat Muslim untuk jadi bagian dari konfrontansi antar agama yaitu Yahudi dan Muslim," kata Maliki, Senin, 14 Desember 2015.
Menurut al Maliki, hal bodoh itu dilakukan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. "Itu merupakan pemikiran dan mental yang begitu bodoh dari PM Netanyahu. Ini bodoh, sangat bodoh," kata Maliki.
Namun, Maliki menegaskan bahwa pemerintah negaranya tidak akan diam dan hanya melihat apa yang menimpa warganya di wilayah perbatasan. Maliki berjanji membuat dunia menyadari permasalahan politik yang ada di Yerusalem dan tidak sama sekali merupakan konflik keagamaan.
"Sejak dulu Israel melakukan pemaksaan dan kekerasan di wilayah perbatasan. Masyarakat Palestina selama ini berusaha untuk mendapatkan hak dan mempertahankan wilayah mereka," kata al Maliki.
"Oleh karena itu, negara internasional juga harus membantu untuk melakukan penyelesaian terhadap organisasi kriminal dan terorisme serta bicara dengan Israel agar berhenti melakukan kekerasan," al-Maliki menambahkan.
Ia mengaku kecewa terhadap PBB. Sebab, selama puluhan tahun ini tidak berhasil menyelesaikan permasalahan yang ada. Tidak satupun Dewan PBB, kata al-Maliki, yang menyelesaikan konflik ini karena sampai sekarang masih terjadi.
Ia berpendapat seharusnya dunia berhasil melakukan penyelesaian dan tindakan terhadap Israel yang telah melanggar hukum internasional.
"Yerusalem harus menjadi kota terbuka dan damai bagi kedua negara. Tidak ada satupun orang yang setuju dengan perilaku Israel di situs suci Al-Aqsa dan kami harap bisa mendapat dukungan serta solidaritas dunia. Internasional harus memberikan perlindungan bagi wilayah dan situs suci di sana," ucap al Maliki. (ase)