130.000 Bayi di AS Kecanduan Narkoba
- Pixabay
VIVA.co.id - Ibu pecandu narkoba yang tak bisa menahan keinginan "memakai" narkoba saat hamil, berpotensi melahirkan seorang anak pecandu. Kasus ini sudah banyak terjadi di Amerika.
Diberitakan oleh Metro, Rabu, 9 Desember 2015, seorang bayi lahir dengan kecanduan narkoba karena sang ibu menggunakan obat-obatan terlarang itu selama masa kehamilannya.
Cerita seorang bayi bernama Braxton cukup menguras emosi. Braxton tidak bisa menahan dirinya terhadap ketergantungan narkoba. Kakinya akan bergerak secara tidak terkontrol jika tubuhnya tidak mengasup zat berbahaya itu.
"Ini adalah sebuah krisis, kami telah melihat kasus ini berkembang setiap waktunya," ujar Dr Lauren Jansson, seorang dokter spesialis anak di John Hopkins Children's Center.
Tercatat lebih dari 130.000 bayi lahir dengan kecanduan terhadap narkoba di AS selama 10 tahun terakhir. Tidak hanya Braxton, kakaknya yang bernama Jacoby juga terlahir dengan keadaan kecanduan heroin.
"Saat melahirkan, saya berada di kamar mandi sambil menyuntikkan heroin ke dalam tubuh. Namun, kini saya sudah berhenti dan 'bersih' sepenuhnya," kata Clorissa Jones, ibu dari Braxton dan Jacoby.
Ibu lainnya, Reanne Pederson, secara tidak sadar mencekik anaknya sendiri saat sedang mabuk karena narkoba. "Anda bodoh jika menjadi seorang pengguna narkoba. Anda pikir tidak akan terjadi apa-apa, tapi itu salah," kata Pederson sembali menyesali perbuatannya.
Undang-undang AS mengharuskan rumah sakit untuk melaporkan bayi yang lahir dengan ketergantungan obat sehingga harus memberikan pelayanan sosial. Sejak tahun 2010, setidaknya ada 110 bayi tewas karena kelalaian ini.
Bulan Juli 2015, USA Today memberitakan, berdasarkan laporan dari New England Journal of Medicine, jumlah bayi yang dirawat intensif akibat kecanduan narkoba ini meningkat tiga kali lipat jika dihitung dari tahun 2004 ke 2013. Dari tujuh bayi per 1.000 kelahiran, kini menjadi 27 bayi per 1.000 kelahiran.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Universitas Vanderbilt, The Journal of Perinatalogy, masalah ini membuat anggaran kesehatan membengkak hingga US$1,5 miliar untuk menutupi biaya perawatan bayi-bayi tersebut.
Biaya tertinggi adalah di wilayah Tennessee, Mississipi, Alabama dan Kentucky. Di Kentucky, salah satu wilayah yang paling tinggi angka kelahiran bayi dengan kondisi kecanduan, biaya rawat inap untuk satu orang bayi yang lahir dalam kondisi tergantung obat-obatan meningkat hingga 48 persen dalam satu tahun. Tahun 2013 jumlah pasien 955, tahun 2014 menjadi 1.409. Padahal tahun 2000, hanya 28 bayi yang lahir dalam kondisi kecanduan narkoba.
"Kondisi yang tiap tahun makin meningkat, membuat kita sangat frustrasi melihatnya," kata Van Ingram, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Pengontrolan Obat Kentucky.
"Adalah hal yang sangat menyakitkan untuk menghabiskan hari pertama kehidupan mereka dengan rasa sakit," katanya menambahkan. (one)