Puluhan Ribu Demonstran Tuntut Presiden Korea Selatan Mundur

Unjuk rasa di Korea Selatan
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji
VIVA.co.id -
Puluhan ribu demonstran menggelar aksi unjuk rasa di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 5 Desember 2015. Mereka menuduh Presiden Park Geun Hye mengorbankan kepentingan pekerja dan petani demi pebisnis besar serta berusaha menulis ulang sejarah negara dengan memuja pemerintahan ayahnya yang otoriter.


Dikutip dari
The Straits Times,
massa diperkirakan sebanyak 30 ribu orang. Banyak mereka menggunakan topeng dan masker sebagai upaya menolak seruan Park yang melarang pemakaian benda tersebut selama protes. Selama aksi, mereka meneriakkan slogan, "Park Geun Hye Mundur".


Polisi awalnya melarang aksi demonstrasi, namun para demonstran mengajukan banding ke Pengadilan Administrasi yang akhirnya mengabulkan tuntutan mereka. Ini adalah aksi protes besar kedua selama satu bulan terakhir.


Para demonstran berjanji menggelar aksi damai. Sekitar 300 tokoh agama dari Buddha, Katolik dan Protestan turut membantu agar aksi tetap berjalan damai.


Sementara itu, saat memimpin rapat kabinet pada 24 November 2015 lalu, Park menyatakan demonstrasi itu sebagai upaya untuk meniadakan aturan hukum dan melumpuhkan pemerintah. Dia menyerukan tindakan keras terhadap siapapun yang melakukan penghasutan atau provokasi.


Park juga melarang demonstran mengenakan masker. Dia beralasan penggunaan masker sama dengan yang dilakukan oleh kelompok teroris ISIS.


Masyarakat menentang kebijakan yang akan ditempuh oleh Park. Misalnya, rencana memaksakan buku sejarah baru di sekolah-sekolah, membuka pasar pertanian dan reformasi pasar tenaga kerja, membuat aturan PHK lebih mudah dan memotong upah untuk pekerja tua.
Mengintip Usaha Warteg Wanita Indonesia di Korea


Cerita Ibnu Jamil 'Taklukkan' Korea Selatan
"Presiden Park, jangan mencoba untuk mengubah sejarah nasional Korea Selatan dengan sejarah pribadi keluarga Anda," tulis seorang demonstran dalam spanduk.

12 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi di Seoul

"
Kami bukan ISIS, kami hanya siswa miskin,
" tulis demonstran lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya