Jokowi Batal Pidato di COP 21, Ini Cerita Lengkapnya
- REUTERS/Christian Hartmann
VIVA.co.id - Presiden Jokowi dikabarkan batal memberikan pidato di acara Konferensi Perubahan Iklim atau COP 21 di Paris, Prancis.
Menurut informasi yang beredar, Jokowi batal pidato, setelah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan sejumlah pemimpin negara lain meninggalkan ruangan, beberapa saat sebelum Jokowi berpidato.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, melalui pesan singkatnya menyatakan, peristiwa yang terjadi pada 30 November 2015 itu, bukan seperti cerita yang beredar.
"Kejadiannya tak seperti itu," katanya melalui pesan singkat kepada VIVA.co.id, Jumat 4 Desember 2015.
Sementara itu, pihak istana melalui Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki memberikan klarifikasi. Melalui rilis tertulis yang diterima VIVA.co.id, Teten menyatakan ada salah pengertian akibat pemberitaan yang tidak akurat.
Menurut Teten, forum di mana Jokowi akan berbicara bukan forum utama. Forum tersebut adalah Forum Mission Innovation. Jokowi, usai memberikan pidato di plenary hall, lalu menuju ke Forum Mission Innovation dengan menumpang bus. Jokowi berangkat dengan sejumlah pimpinan negara lainnya.
"Saat tiba di sana, Bill Gates sedang berbicara di Podium. Lalu, dilanjutkan PM Modi dan Presiden Obama. Presiden Jokowi lalu duduk di floor di deretan kursi paling depan berdampingan dengan PM Inggris, dan sejumlah pemimpin negara lainnya," tulis Teten.
Tak lama setelah Presiden Obama selesai, PM Modi lalu ke luar ruangan. Presiden Obama lalu mengikuti PM Modi. Peserta yg hadir juga akhirnya berdiri dan pergi keluar. Padahal, ada belasan Kepala Negara/Kepala Pemerintahan dari 40 negara yang akan bicara termasuk Presiden Jokowi.
"Karena tidak ada pengaturan dari pihak panitia, padahal masih ada lebih dari 10 Kepala Negara/Kepala Pemerintahan yang siap bicara, antara lain Presiden Jokowi, PM Inggris, PM Jepang, Presiden Mexico, Presiden Brasil, Presiden Chile dan lainnya. Akhirnya, semua kepala negara memutuskan untuk tidak bicara, karena ketidaktertiban pengaturan acara ini," tulis Teten.
Klarifikasi Teten juga dikuatkan oleh pernyataan tertulis dari Din Syamsudin. Mantan Ketua Muhammadiyah ini juga memberikan klarifikasi soal batalnya Presiden Jokowi memberikan pidato di acara Konferensi Perubahan Iklim yang diikuti ratusan Kepala Negara/Kepala Pemerintahan dari seluruh dunia itu.
Din meminta kejadian tersebut tak perlu didramatisasi, seolah-olah Presiden Jokowi dilecehkan oleh Kepala Negara lain.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia itu mengatakan, Jokowi sudah selesai berbicara di Leaders Meeting, dan setelah itu datang ke paviliun Indonesia, di mana saat itu Din dan sejumlah tokoh agama dari negara lain sedang berdiskusi.
Setelah itu, Jokowi menuju hall lain untuk berpidato. Jokowi terlambat tiba, begitu juga dengan Obama. "Saat itu, pemimpin negara lain sedang berfoto di atas panggung. Usai berfoto, Presiden Hollande meninggalkan ruangan, Presiden Obama dan pemimpin lain juga dijemput oleh ajudan masing-masing," tulis Din Syamsudin.
"Ruangan COP 21 itu sangat luas. Dan, masing-masing negara menyelenggarakan kegiatan di paviliunnya masing-masing," tulisnya.
Din menegaskan, menurutnya kondisi itu wajar mengingat itu adalah event besar dengan lokasi acara yang luas dan agenda yang padat.
"Tentu, tidak mungkin setiap kepala negara mengikuti seluruhnya. Apalagi, masing-masing juga terikat acara di berbagai hall/ruangan lain, termasuk yang memanfaatkan kesempatan untuk konferensi pers," Din menambahkan.
Din kembali menegaskan, agar tak membesar-besarkan hal seperti itu karena memang bukan masalah besar. (asp)