Masjid di California Terima Ancaman

Doa bersama penembakan California
Sumber :
  • REUTERS/Mike Blake

VIVA.co.id - Kelompok advokasi Muslim pada Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengungkapkan kekhawatiran mereka setelah serangan penembakan yang terjadi di California, Selasa, 1 Desember 2015.
 
Kelompok ini melaporkan, mereka terus menerima ancaman melalui telepon dari orang yang membenci Muslim. Ancaman juga diterima oleh masjid Manassas di Virginia, AS. Selain masjid Manassas, CAIR juga mengatakan, sejumlah masjid pun menerima telepon yang berisi ucapan penuh kebencian.
 
Seperti diberitakan oleh Aljazeera.com, juru bicara Dewan Hubungan Amerika-Islam di Washington DC, Ibrahim Hooper, pada Kamis, 3 Desember 2015, menyatakan bahwa ia mengutuk serangan tembakan yang menyebabkan 14 orang tewas di San Bernardino. Namun, ia juga meminta agar warga AS untuk tidak menggeneralisasi tindakan individu itu kepada seluruh komunitas agama.

Tak lama setelah kepolisian Amerika Serikat merilis nama pelaku, masjid Manassas di Virginia menerima telepon yang berisi ancaman. Penelepon yang tak menyebutkan namanya itu mengatakan akan melakukan hal yang sama pada jemaah masjid, seperti yang dilakukan Farook dan Tashfeen.

Imam masjid Manassas, Abu Naheedian, mengatakan telah melaporkan ancaman tersebut pada polisi. Naheedian yang telah menjadi imam masjid selama 20 tahun, mengatakan, sejak 2014, masjid tersebut sering menjadi sasaran vandalisme.

"Mereka yang tak paham dan mengerti Islam sering mengancam. Tapi, mereka yang lebih terdidik tahu, Muslim selalu menjadi korban," kata Naheedian kepada Aljazeera.com, Jumat, 4 Desember 2015.

Ia juga mengungkapkan, sejak lama, jemaah masjid Manassas telah sering menjadi objek ancaman dan kekerasan verbal, bahkan sejak belum terjadi penembakan di San Bernardino, California.

Wanita Tembak Diri Sendiri Saat Pose Snapchat

"Ini sudah menjadi bagian yang harus kami jalani. Namun, kami tetap mengajarkan untuk terus berbuat baik pada siapa pun, dan tetaplah melakukan setiap tindakan untuk membela keyakinan kita," dia menegaskan.

Pemerintah AS menyatakan tengah menyelidiki motif di balik penembakan yang dilakukan oleh Syed Farook, 28 tahun dan istrinya Tashfeen Malik, yang berusia 27 tahun. Polisi mengatakan, saat penggeledahan di rumah tersangka, mereka menemukan ribuan senjata, termasuk bom dan amunisi yang dimiliki pasangan tersebut.