RI Ingin Belajar dari Belanda Hadapi Perubahan Iklim

Konferensi Perubahan Iklim 2015 di Paris. Saat itu disepakati Perjanjian Paris untuk mendukung perbaikan iklim global.
Sumber :
  • REUTERS/Philippe Wojazer

VIVA.co.id - Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim 2015 di Paris, Prancis, akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Mereka awal pekan ini dijadwalkan menghadiri sejumlah pertemuan bilateral dengan pemimpin dunia lainnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nassir, mengatakan Presiden Joko Widodo akan memanfaatkan acara Konferensi Perubahan Iklim Paris, COP 21, 2015 dengan menjadwalkan sejumlah pertemuan bilateral. Dua pertemuan yang sudah pasti akan dilakukan oleh Jokowi adalah dengan Belanda, Peru, dan Serbia.

“Presiden akan bertemu dengan kepala negara Belanda, Serbia dan Peru pada COP 21. Untuk pertemuan dengan Belanda nanti akan fokus membicarakan kerjasama dalam konteks perubahan iklim, apa saja yang bisa dilakukan kedua negara karena ini kan masih dalam pertemuan soal perubahan iklim,” ujar Arrmanatha, di gedung Kemlu RI, Jakarta, Senin 30 November 2015 .

Menurut Arrmanatha, pertemuan dengan Belanda dijadwalkan karena Indonesia ingin belajar dari pengalaman-pengalaman Belanda dalam menghadapi perubahan iklim. Selain pembicaraan soal iklim, kedua kepala negara akan berbicara mengenai kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan.

“Untuk pertemuan dengan Serbia juga akan membicarakan hubungan kerjasama perdagangan. Hal yang sama juga berlaku dalam pertemuan dengan Peru,” ujar Arrmanatha.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, akan melakukan sekitar tiga pertemuan bilateral termasuk dengan Brasil, dan Prancis.

Bahas World Humanitarian Summit, Din Syamsuddin Temui JK

Acara Konferensi Perubahan Iklim atau COP 21 di Paris, dihadiri oleh pemimpin dunia. Pertemuan ini membahas sejumlah masalah yang terkait dengan iklim global. (ren)