RI Jadi Tuan Rumah Pertemuan Internasional Atasi Imigran
Jumat, 27 November 2015 - 14:27 WIB
Sumber :
- Antara/STR
VIVA.co.id
- Pada tahun ini Indonesia kembali menyelenggarakan pertemuan Jakarta bertajuk "Jakarta Declaration Meeting on Addressing the Root Causes of Irregular Movement of Persons" dengan mengundang delegasi dari 13 negara. Acara tersebut dihelat untuk mencari akar utama penyebab terjadinya migrasi dari negara asal.
Pertemuan itu dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri, A.M Fachir di Hotel Mandarin Oriental Jakarta pada Jumat, 27 November 2015. Delegasi dari 13 negara itu merupakan negara yang terkena dampak langsung dari kedatangan para imigran dan pencari suaka.
"Migrasi adalah fenomena yang natural di dunia. Hal itu turut mempengaruhi banyak aspek di negara transit dan tujuan, salah satunya di bidang perekonomian," ujar Fachir.
Semua hal yang berkaitan dengan pergerakan manusia seperti imigran dan pencari suaka, akan dibahas dalam forum tersebut. Fenomena ini, kata Fachir, kerap dimanfaatkan oknum tertentu untuk melakukan penyelundupan dan perdagangan manusia.
"Banyak sekali negara yang mengalami hal ini. Oleh sebab itu, kita semua (negara terkait) harus bersatu untuk meningkatkan hubungan dan mencari jalan keluar terbaik. Dimulai dari awal permasalahan di negara masing-masing," kata dia.
Fachir menegaskan, Indonesia ingin bekerja sama dengan negara terdampak langsung dengan melakukan pendekatan khusus, baik terhadap negara maupun para imigran untuk mencari penyebab masalah serta mengupayakan langkah pencegahan.
"Krisis pengungsi sudah membuktikan dibutuhkan stabilitas dan pengamanan setiap negara. Di negara terdampak juga dibutuhkan solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran. Saya percaya melalui kegiatan ini, semua negara bisa meningkatkan hubungan secara global," ujar mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi itu.
Pertemuan tersebut akan ditutup pada hari Sabtu esok.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Semua hal yang berkaitan dengan pergerakan manusia seperti imigran dan pencari suaka, akan dibahas dalam forum tersebut. Fenomena ini, kata Fachir, kerap dimanfaatkan oknum tertentu untuk melakukan penyelundupan dan perdagangan manusia.