PM Australia Sulit Lupakan Blusukan ke Tanah Abang
Jumat, 20 November 2015 - 11:55 WIB
Sumber :
- REUTERS/Adek Berry/Pool
VIVA.co.id
- Kunjungan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull ke Jakarta sudah berlalu sejak Kamis pekan lalu. Namun, kunjungan pemimpin Partai Liberal yang berlangsung kurang dari 24 jam itu ke Jakarta ternyata meninggalkan kesan tersendiri.
Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema yang dihubungi VIVA.co.id pada Kamis, 19 November 2015 melalui telepon, mengatakan Turnbull sangat terkesan ketika Presiden Joko Widodo mengajaknya blusukan ke Pasar Tanah Abang. Turnbull mengaku terkejut ketika melihat antusiasme warga Jakarta yang begitu tinggi melihat pemimpinnya.
"Sementara, hal semacam itu baru terlihat di Australia jika calon pemimpin menggelar kampanye jelang pemilu," kata mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belgia dan Uni Eropa itu.
Momen lainnya yang diceritakan Turnbull dan dianggap berkesan, yakni ketika ada seorang anak kecil yang mencium tangan Jokowi. Bagi Turnbull, hal semacam itu tidak terjadi di Negeri Kanguru.
Baca Juga :
Australia Punya Kepentingan soal Pencari Suaka
"Sebab, di Australia kan menganut sistem egaliter dan kesetaraan. Jadi, biasanya hanya bersalaman atau cium pipi," ujar Nadjib menjelaskan.
Blusukan ke Pasar Tanah Abang, kata Nadjib merupakan sesuatu yang spontan. Jokowi ingin menunjukkan ekonomi kerakyatan yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Dia turut menyebut kunjungan Turnbull ke Jakarta menandai babak baru hubungan bilateral kedua negara. Kedua pemimpin, kata Nadjib memiliki banyak kesamaan.
"Kedua pemimpin sama-sama supel dan rendah hati. Keduanya juga datang dari latar belakang sebagai pengusaha lalu masuk ke pemerintahan," Nadjib menambahkan.
Ketika ditanya apakah karakter Turnbull lebih sesuai dan diterima oleh Jokowi, justru menurut dia, selama kunjungan tersebut, kenyamanan diciptakan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Sebab, dia yang menjadi tuan rumah.
Kunjungan Turnbull ke Jakarta diakui membawa misi untuk memperbaiki hubungan kedua negara yang tegang akibat isu pemberlakuan hukuman mati. Dua warga Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan yang terlibat kasus narkotika, dieksekusi mati pada akhir April lalu. Kedatangannya merupakan bagian dari rangkaian perjalanan selama 10 hari ke luar negeri.
Usai ke Indonesia, dia bertolak ke Jerman, Turki, Filipina dan Malaysia.
Pemulihan hubungan baru terlihat ketika Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Menlu Julie Bishop di sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur. Saat itu, Bishop menjanjikan akan ada Menteri dari Negeri Kanguru yang berkunjung ke Jakarta.
Hal itu direalisasikan, salah satunya dengan kunjungan Menteri Perdagangan, Andrew Robb yang membawa delegasi beberapa Menteri dan 360 pengusaha dari Negeri Kanguru pada pekan ini.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kedua pemimpin sama-sama supel dan rendah hati. Keduanya juga datang dari latar belakang sebagai pengusaha lalu masuk ke pemerintahan," Nadjib menambahkan.