Ancaman Bom, Dua Penerbangan Prancis Mendarat Darurat
- Reuters.
VIVA.co.id - Dua penerbangan Air France yang akan melakukan perjalanan ke Paris dari Amerika Serikat dialihkan pada hari Selasa setelah mendapat ancaman anonim. Pihak maskapai dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menyatakan, seluruh penumpang dan awak pesawat telah dipindahkan.
Seorang juru bicara FAA mengatakan, pesawat berjenis Airbus A-380 yang berangkat dari Los Angeles itu terpaksa mendarat di Salt Lake City untuk memindahkan seluruh penumpang dan awak pesawat.
Sementara itu, sebuah penerbangan terpisah yang meninggalkan Bandara Internasional Dulles di luar Washington, DC, dialihkan ke Bandara Internasional Halifax di Nova Scotia, di mana penumpang dan kru juga diturunkan.
Juru bicara Bandara Halifax Peter Spurway mengatakan, Air France Boeing Jet 777 dialihkan ke Halifax pada 10:15 waktu setempat dan saat diparkir di ujung landasan utama bandara.
"Seluruh penumpang sudah diamankan ," kata Spurway.
Dalam sebuah pernyataan singkat, Air France mengatakan kedua penerbangan itu mendapat ancaman dari orang tak dikenal, tak lama setelah kedua pesawat tersebut lepas landas.
"Sebagai tindakan pencegahan dan untuk melakukan semua pemeriksaan keamanan yang diperlukan, Air France menerapkan peraturan keselamatan yang berlaku, memutuskan untuk meminta pendaratan kedua pesawat," kata perusahaan penerbangan itu dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 18 November 2015.
"Pemerintah setempat melakukan inspeksi lengkap dari pesawat, penumpang dan barang bawaan mereka. Sebuah penyelidikan akan dipimpin oleh pihak berwenang untuk mengidentifikasi sumber panggilan telepon," kata pernyataan tersebut.
Para pejabat keamanan Prancis telah memberlakukan siaga tinggi sejak serangan mematikan terjadi pekan lalu di Paris, dan diklaim oleh militan Negara Islam (ISIS).
Serangan yang terjadi pada enam tempat terpisah itu menewaskan 129 orang. Baru-baru ini Rusia juga menyatakan, kelompok itu bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat MetroJet dari Mesir ke St. Petersburg, pada 31 Oktober lalu. MetroJet hancur dan menewaskan 224 orang di dalamnya.
Sementara itu, CNN mengutip seorang pejabat pemerintah AS, juga melaporkan bahwa pesawat 65, dengan penerbangan yang berasal di Los Angeles, juga dialihkan setelah menerima ancaman bom. Namun, pejabat tersebut tidak tahu apakah ada orang yang ditangkap sehubungan dengan insiden itu.
"Beberapa lembaga penegak hukum kini sedang berkonsentrasi menyelidiki hal tersebut. Mereka mengikuti protokol yang berlaku, untuk menentukan sifat ancaman yang menyebabkan pesawat terpaksa dialihkan," kata Agen FBI, Todd Palmer. (one)