Australia Dukung Jika Indonesia Gabung TPP

Presiden Jokowi dan PM Australia, Malcolm Turnbull, saat berkunjung ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • @TurnbullMalcolm
VIVA.co.id
- Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, sangat senang seandainya Indonesia memutuskan ikut bergabung ke dalam
Trans Pacific Partnership
(TPP).


"Kami akan menyambut Indonesia menjadi bagian dari TPP," kata Turnbull, saat mengunjungi Pasar Tanah Abang Blok A bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis 12 November 2015.


Australia sangat merespons positif jika Indonesia masuk ke TPP. Apalagi, Presiden Jokowi sempat memberikan sinyal itu. Namun, hingga saat ini, pemerintah mengaku belum melihat dokumen untuk dipelajari.


"Dan jika Indonesia memilih untuk menerapkan
Trans Pacific Partnership
, kami akan mendukung benar-benar," katanya.


Sebelumnya, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengakui pemerintah Amerika Serikat menawarkan Indonesia bergabung ke dalam blok ekonomi
Trans Pacific Partnership
(TPP).


Retno mengatakan, Jokowi meminta kepada Obama untuk mendapatkan dokumen TPP agar dapat segera dipelajari.


"Seperti yang disampaikan Presiden Jokowi pada Presiden Obama bahwa Indonesia mengharapkan dapat segera mendapatkan dokumen mengenai masalah TPP untuk dipelajari. Jadi, tidak tiba-tiba melompat bahwa kita akan join (gabung)," kata Retno, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat 30 Oktober 2015.


Kata dia, Indonesia sejauh ini memang menganut sistem ekonomi terbuka. Namun, Pemerintah Indonesia belum pada keputusan akan ikut TPP, melainkan baru ingin mempelajari apa isi dari TPP tersebut.
Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia


Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme
"Karena sampai sekarang, dokumen itu kita belum punya. Kita ingin pelajari dokumen itu. Setelah kita mempelajari dokumen yang ada, tentunya persiapan juga akan dilakukan," katanya.

Hujan Deras, Sebuah Lubang Tiba-tiba Muncul di China
Ilustrasi kekerasan seksual.

Pelecehan Seksual Bayangi Anak Pengungsi di Australia

Pihak penjaga, juga orang tak dikenal menjadi pelaku utama.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016