Ulama Arab: Rayakan Perceraian Tak Sesuai Syariah
Senin, 9 November 2015 - 06:16 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Merayakan perceraian sedang menjadi fenomena baru di Arab Saudi. Perayaan ini bahkan dilakukan dengan menyebarkan undangan pada keluarga dan teman-teman dekat.
Sama seperti perayaan lainnya, peristiwa ini juga dilakukan dengan tujuan bersenang-senang dan mengeluarkan banyak uang. Tamu yang datang juga akan membawa bingkisan mahal untuk si pengundang. Kebanyakan pihak pengundang adalah perempuan yang merasa senang karena bisa terbebas dari suaminya.
Baca Juga :
Gaston Castano Masih Ingin Bersama Julia Perez
bid'ah
(mengada-ada) dalam Islam dan bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah yang menetapkan bahwa kedua belah pihak yang bercerai memiliki hak yang sama jika hidup bersama tidak mungkin lagi. Kedua seharusnya tidak melupakan ajaran Al Qur'an: "Dan janganlah lupakan (bahwa Anda bertindak dengan) rahmat terhadap satu sama lain: Sesungguhnya, Allah melihat semua yang anda lakukan '," kata Safar, seperti dikutip dari
Arabnews
, Minggu, 8 November 2015.
Merayakan perceraian, tidak termasuk dalam etika yang baik dari Islam dan Muslim, katanya menambahkan.
"Jika suami memperlakukan istrinya dengan buruk, maka istrinya harus bersyukur kepada Allah karena memisahkan mereka, dan bukan menggelar pesta. Saya bertanya-tanya, di mana peran orang tua dalam memberikan saran dan bimbingan kepada anak-anak, mengapa itu menghilang?" katanya.
Safar meminta perhatian Dewan Ulama Senior, agar ulama besar segera mengeluarkan fatwa dan memberikan nasihat dan bimbingan, dan menjelaskan aturan dan konsep hukum Islam mengenai hal ini. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
bid'ah