Rusia Pastikan Gempur Balik Jika MetroJet Jatuh oleh ISIS
Kamis, 5 November 2015 - 18:32 WIB
Sumber :
- Reuters/Mohamed Abdul el Ghany
VIVA.co.id
- Rusia menolak disebut unjuk kekuatan terhadap Amerika Serikat atau dunia tentang serangan militernya di Suriah. Spekulasi yang berkembang menyebut, jatuhnya pesawat Rusia karena serangan balik ISIS.
Rusia membantah bila infasi militer dan serangan udara mereka ke wilayah Suriah dianggap sebagai bentuk unjuk kekuatan kepada Amerika Serikat maupun kepada dunia. Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin menyebut serangan bertujuan untuk melawan teroris.
"Ini bukan untuk menunjukkan tentang kekuatan Rusia, bukan unjuk kekuatan kepada Amerika, tapi ini tentang hal yang lebih serius, ini tentang keinginan kita untuk memastikan membantu suatu negara memerangi teroris. Kita tidak ingin teroris menguasai suatu negara," kata Gazulin saat jumpa pers di kediamannya, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 5 November 2015.
Menurut Gazulin, negaranya tidak ingin berpartisipasi dalam konflik Suriah. Serangan hanya ditargetkan kepada basis militer kelompok teroris.
"Kami tidak akan berpartisiapasi dalam konflik Suriah, tapi kami berpartisipasi melawan teroris, dan itu berbeda. Tidak ada satu pun misil Rusia yang terjatuh ke gedung sipil, semua serangan kami menarget teroris" katanya menambahkan.
Sementara, terkait jatuhnya pesawat Metrobus milik Rusia yang diduga diledakkan oleh ulah kelompok teroris, Gazulin mengaku pihak Rusia belum bisa memastikan itu. Namun, jika hal itu ternyata benar, Rusia dipastikan akan menggempur balik.
"Tentu kami akan melawan teroris, tapi sampai saat ini belum ada kesimpulan itu. Kami pastikan kami akan melawan teroris di manapun, tapi jika memang kami diizinkan pemerintah lokal (Mesir), kami akan menyerang," kata Gazulin.
Satu bulan terakhir, sejak akhir September lalu, Rusia melancarkan serangan udara untuk menggempur basis-basis militan di Suriah.
Jatuhnya pesawat Metrojet milik rusia di Semenanjung Sinai, Mesir, juga dispekulasikan sebagai serangan balik oleh militan Suriah. Beberapa wilayah di Semenanjung Sinai disebut menjadi tempat persembunyian kelompok militan yang sepanjang tahun ini telah menewaskan ribuan tentara Mesir.
Baca Juga :
2-2-1943: Jerman Menyerah Pada Rusia
Baca Juga :
1-2-1917: Revolusi Februari Dimulai di Rusia
Menurut Gazulin, negaranya tidak ingin berpartisipasi dalam konflik Suriah. Serangan hanya ditargetkan kepada basis militer kelompok teroris.
"Kami tidak akan berpartisiapasi dalam konflik Suriah, tapi kami berpartisipasi melawan teroris, dan itu berbeda. Tidak ada satu pun misil Rusia yang terjatuh ke gedung sipil, semua serangan kami menarget teroris" katanya menambahkan.
Sementara, terkait jatuhnya pesawat Metrobus milik Rusia yang diduga diledakkan oleh ulah kelompok teroris, Gazulin mengaku pihak Rusia belum bisa memastikan itu. Namun, jika hal itu ternyata benar, Rusia dipastikan akan menggempur balik.
"Tentu kami akan melawan teroris, tapi sampai saat ini belum ada kesimpulan itu. Kami pastikan kami akan melawan teroris di manapun, tapi jika memang kami diizinkan pemerintah lokal (Mesir), kami akan menyerang," kata Gazulin.
Satu bulan terakhir, sejak akhir September lalu, Rusia melancarkan serangan udara untuk menggempur basis-basis militan di Suriah.
Jatuhnya pesawat Metrojet milik rusia di Semenanjung Sinai, Mesir, juga dispekulasikan sebagai serangan balik oleh militan Suriah. Beberapa wilayah di Semenanjung Sinai disebut menjadi tempat persembunyian kelompok militan yang sepanjang tahun ini telah menewaskan ribuan tentara Mesir.
Baca Juga :
Laut China Selatan Memanas, China dan Rusia Latihan Militer
Namun, latihan gabungan ini diklaim bukan untuk menyerang negara lain.
VIVA.co.id
29 Juli 2016
Baca Juga :