Dubes Toto Serahkan Surat Kepercayaan ke Presiden Brasil
Kamis, 5 November 2015 - 00:01 WIB
Sumber :
- REUTERS/Mike Segar
VIVA.co.id
- Setelah sempat ditolak, akhirnya surat kepercayaan yang dibawa Dubes Toto Riyanto, diterima Presiden Brasil, Dilma Roussef. Juru Bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir menjelaskan, penyerahan surat kepercayaan dilakukan di Istana Presiden, Rabu, 4 Nov 2015, pukul 11.15 waktu Brasil.
"Duta Besar RI untuk Brasil, Toto Riyanto (akhirnya) menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Brasil, “ ujarnya. Lebih lanjut, dijelaskan Toto menyerahkan surat kepercayaan itu bersama 21 perwakilan negara lain.
Sebelumnya, bulan Februari 2015 hubungan Indonesia dan Brasil sempat tegang, karena Presiden Joko Widodo marah besar, karena nota kepercayaan Duta Besar Indonesia untuk Brasil, yang dibawa Toto ditolak Presiden Brasil. Hal ini dinilai melecehkan martabat bangsa.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Banjir Besar di Brazil, 160 Ribu Orang Mengungsi
"Duta Besar RI untuk Brasil, Toto Riyanto (akhirnya) menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Brasil, “ ujarnya. Lebih lanjut, dijelaskan Toto menyerahkan surat kepercayaan itu bersama 21 perwakilan negara lain.
Sebelumnya, bulan Februari 2015 hubungan Indonesia dan Brasil sempat tegang, karena Presiden Joko Widodo marah besar, karena nota kepercayaan Duta Besar Indonesia untuk Brasil, yang dibawa Toto ditolak Presiden Brasil. Hal ini dinilai melecehkan martabat bangsa.
Penolakan, terkait eksekusi mati tahanan narkoba asal Brasil, Marco Archer Cardoso di negara kita. "Di Brasil kan tidak dikenal hukuman mati, sehingga jika ada warga mereka dihukum mati oleh negara lain, mereka terkejut. Tetapi, Brasil juga memahami mengenai hukum yang berlaku di Indonesia," papar Menlu Retno Marsudi, saat kasus itu memanas.
Efeknya, saat itu Toto sempat dipanggil pulang ke Indonesia. Namun kini hubungan kedua negara telah membaik, dan Toto sudah kembali bertugas di Brasil.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Penolakan, terkait eksekusi mati tahanan narkoba asal Brasil, Marco Archer Cardoso di negara kita. "Di Brasil kan tidak dikenal hukuman mati, sehingga jika ada warga mereka dihukum mati oleh negara lain, mereka terkejut. Tetapi, Brasil juga memahami mengenai hukum yang berlaku di Indonesia," papar Menlu Retno Marsudi, saat kasus itu memanas.
