Ahmed 'Si Perakit Jam Digital' Pindah ke Qatar
VIVA.co.id - Ahmed Mohamed, remaja di AS yang pernah ditangkap polisi setempat hanya gara-gara rakit jam digital, segera pindah ke Qatar. Ahmed mendapat beasiswa, dan seluruh keluarganya akan ikut serta.
Remaja ini menerima beasiswa dari Yayasan Qatar untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Komunitas, untuk melanjutkan pendidikannya.
Senin, 18 Oktober 2015, Ahmed baru saja bertemu dengan Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih. Melalui acara "Malam Astronomi" yang digelar di pusat pemerintahan AS itu, Ahmed memiliki kesempatan untuk bertemu dengan tokoh-tokoh ilmuwan dari NASA, dan lembaga-lembaga sains AS.
Yayasan Qatar itu menyediakan beasiswa penuh untuk pendidikan SMU hingga sarjana bagi Ahmed.
"Keluarga kami sangat terkesan dengan banyaknya tawaran dan dukungan yang kami terima sejak Ahmed ditangkap," kata keluarga Mohamed, ayah Ahmed, melalui pernyataan yang dikutip stasiun berita BBC.
"Dari Gedung Putih ke Sudan, lalu ke Mekah, kami diterima dengan tangan terbuka oleh berbagai kalangan, perorangan, bisnis, dan institusi pendidikan," tulis ayah Ahmed melalui rilis tersebut.
Keluarga ini lalu memutuskan pindah ke Qatar karena kota tersebut merasa cocok untuk tinggal disana.
"Qatar adalah tempat yang keren untuk dikunjungi. Saya suka Doha karena sangat modern. Saya melihat banyak sekali sekolah yang keren disana, banyak lulusannya yang kuliah di universitas di Amerika," kata Ahmed melalui rilis yang sama. "Saya yakin, di sana saya bisa belajar banyak dan bersenang-senang juga," katanya menambahkan.
Ahmed memperoleh program beasiswa "Penemu Muda" dari Yayasan Qatar. Seluruh keluarganya juga akan ikut pindah ke Qatar.
Keluarga Ahmed segera menarik Ahmed keluar dari sekolahnya di Texas, tak lama setelah kejadian penahanan tersebut.
Ahmed ditangkap setelah gurunya salah memahami jam digital buatannya sebagai sebuah bom. Kasus tersebut memicu kehebohan. Dukungan untuk Ahmed segera meluas melalui Twitter dengan tagar #IStandWithAhmed.
(ren)