Atasi Arus Pengungsi, Uni Eropa Ajak Turki Kerja Sama
Sabtu, 17 Oktober 2015 - 22:44 WIB
Sumber :
- REUTERS/Alkis Konstantinidis
VIVA.co.id
- Uni Eropa (UE) kini benar-benar kewalahan dalam menghadapi membanjirnya arus pengungsi dari kawasan Timur Tengah. Hampir 600 ribu pengungsi diprediksi telah menyeberang ke Benua Eropa dari Timur Tengah, khususnya Suriah.
Baca Juga :
Menkumham: Indonesia Kewalahan Hadapi Imigran
BBC edisi Jumat, 16 Oktober 2015, para pejabat tinggi di kawasan UE kini memutar otak dan mencoba mengajak Turki untuk bekerja sama. Dalam pertemuan tingkat tinggi pada Kamis kemarin di Brussel, para pemimpin UE sepakat untuk menawarkan sebuah kesepakatan jika Turki mau menampung dan menghentikan arus pengungsi yang ingin menyeberang ke Eropa.
Kesepakatan yang ditawarkan ke Turki yakni, pembebasan visa bagi warga Turki yang ingin berkunjung ke 28 negara anggota UE atau disebut area Schengen dan pembicaraan kembali mengenai kemungkinan Turki menjadi anggota UE.
UE turut menawarkan dana senilai US$3,4 miliar sebagai biaya untuk merawat para pengungsi itu. Presiden Komisi UE, Jean-Claude Juncker mengatakan pembicaraan mengenai bantuan keuangan akan terus berlanjut dengan pejabat berwenang Turki dalam beberapa hari ke depan.
Untuk meyakinkan hal itu, Kanselir Jerman, Angela Merkal pada akhir pekan ini akan menyambangi Turki.
"Ada banyak hal yang harus dilakukan. Tetapi, Anda tidak bisa mengatakan, kami tidak mencapai apa pun," kata Merkel.
Menurut beberapa sumber diplomat yang dikutip harian Telegraph, kehadiran Merkel sangat penting dalam membentuk sebuah kesepakatan pada pekan ini. Tetapi, para analis memperingatkan akan ada tentangan dari beberapa negara anggota UE sendiri ketika mereka tahu UE membuat kesepakatan dengan Turki.
"Langkah selanjutnya yang menjadi penentu sebagian adalah kunjungan Merkel ke Ankara. Kunjungan itu akan menentukan jumlah bantuan uang dan komitmen politis," kata sumber itu.
Dalam kunjungannya nanti, Merkel mengatakan Eropa siap berbagi beban pengungsi dengan Turki. Tetapi, selama Ankara berkomitmen untuk memperlakukan pengungsi dengan baik.
Sementara, Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, mengatakan kesepakatan dengan Turki baru bermanfaat jika terbukti bisa menghentikan arus pengungsi. Langkah ini diambil UE, karena ada desakan agar Brussel segera meneken kesepakatan. Karena diprediksi perang sipil di Suriah akan kian memburuk dan menyebabkan arus pengungsi baru.
Data yang dikutip Telegraph menyebut sekitar 350 ribu orang telah mencoba menyeberang dari Turki ke Yunani sejak September lalu. Sebanyak 50 ribu di antaranya berhasil dicegat oleh polisi Turki.
Belum lagi Rusia ikut serta dalam peperangan itu, dianggap malah memperburuk situasi.
Selanjutnya, Ditertawakan...
Ditertawakan
Mengetahui kesepakatan itu, para pejabat berwenang Turki mengaku masih mempertimbangkan opsi tersebut. Mereka menegaskan, belum ada keputusan apa pun yang diambil.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki, Feridun Sinirlioglu menyebut tindakan finansial yang diajukan UE benar-benar tak masuk akal. Bahkan, tawaran itu ditertawakan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Menurut Erdogan, tawaran yang diberikan UE tidak tulus. Mereka baru bersedia mempertimbangkan keanggotaan UE asal Turki mau menghentikan arus pengungsi.
"Keamanan dan stabilitas negara-negara barat dan Eropa kini bergantung kepada kondisi kami. Mereka telah menerima fakta itu sekarang, lalu jika kondisi itu tidak bisa tercipta tanpa Turki, mengapa Anda tidak merangkul Turki masuk ke UE. Permasalahannya jelas, tetapi mereka tidak mau terbuka," kata Erdogan.
Dia juga mengkritik respons Eropa dalam menangani krisis pengungsi.
"Mereka mengumumkan baru akan menampung 30 ribu hingga 40 ribu pengungsi saja, lalu dinominasikan sebagai peraih Nobel. Kita telah menampung 2,5 juta pengungsi, tetapi tak ada yang peduli," kata Erdogan.
Tetapi, berdasarkan prediksi, Erdogan terlihat tidak akan menjadikan hal tersebut sebagai prioritasnya. Sebab, saat ini, dia sedang fokus untuk menghadapi pemilihan parlemen yang akan berlangsung 1 November.
Partai yang dia pimpin, AKP, mencoba untuk meraih suara mayoritas. Selain itu, berdasarkan polling, sebagian besar rakyat Turki menunjukkan mereka menolak pengungsi Suriah bermukim di Turki.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Untuk meyakinkan hal itu, Kanselir Jerman, Angela Merkal pada akhir pekan ini akan menyambangi Turki.