Iran: Biarkan Rakyat Suriah Tentukan Nasibnya
- REUTERS/Khalil Ashawi
VIVA.co.id - Konflik Suriah makin meluas dengan masuknya Rusia. Sebelumnya, dengan dalih memerangi ISIS, AS dan Koalisi Internasional lebih dulu masuk dalam konflik di negara kuno tersebut.
Ketua Komisi Perencanaan dan Pengawasan Anggaran DPR Republik Islam Iran, Ghulamreza Misbahi Moqqddam, meminta agar pihak AS dan negara Barat lainnya segera menghentikan bantuan finansial maupun militer kepada para pemberontak di Suriah.
Ditemui di gedung Smesco Jakarta Selatan, Moddaqqam mengatakan, negara-negara lain seharusnya tidak ikut campur tangan terkait dengan permasalahan yang terjadi antara Presiden Suriah, Bashar al-Assad dan para pemberontak.
“Ini adalah masalah internal negara Suriah. Semua bentuk campur tangan harus dihapuskan, tidak boleh lagi ada intervensi. Bantuan militer dan finansial harus dihentikan. Sampai kapan pun Iran akan selalu mendukung rakyat Suriah (rezim Assad) dan bukan pemberontak,” ujar Moqqaddam kepada VIVA.co.id, Kamis, 15 Oktober 2015.
Bencana ini, kata Moqqaddam, sebenarnya adalah masalah nasional yang ‘direcoki’ oleh negara asing karena merasa kepentingannya terganggu dengan adanya pemerintahan Assad, sehingga negara-negara Barat memobilisasi pihak lain untuk memerangi Suriah.
“Biarlah rakyat sendiri yang menyelesaikan masalah ini, biarkan mereka tentukan masa depan mereka sendiri. Assad adalah presiden yang resmi dipilih oleh rakyat dan untuk periode selanjutnya masyarakat sendiri yang akan tentukan siapa pemimpin mereka dengan tidak didikte siapapun,” ucap dia.
Moqqaddam menuding, ISIS yang selama ini diperangi oleh seluruh dunia merupakan teroris ciptaan AS dan dibiayai oleh negara-negara lainnya. ISIS, ucap dia, harus segera dihentikan.
“Semua bentuk terorisme adalah buruk dan mengancam eksistensi manusia. Dimana pun teroris terjadi harus dihentikan dan dilenyapkan semaksimal mungkin."
(mus)