RI Berkomitmen Seret Penembak Pesawat MH17 ke Hadapan Hukum
Kamis, 15 Oktober 2015 - 07:09 WIB
Sumber :
- REUTERS/Michael Kooren
VIVA.co.id
- Pemerintah Indonesia mengikuti sejak awal perkembangan proses penyelidikan yang dilakukan oleh Badan Keselamatan Penerbangan Belanda (OvV) dalam mencari penyebab jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Berdasarkan laporan akhir yang dipresentasikan OvV pada 13 Oktober 2015 di pangkalan militer Gilze Rijen, pesawat tujuan Amsterdam ke Kuala Lumpur itu ditembak oleh rudal jenis BUK buatan Rusia.
Baca Juga :
AS Ingin Rusia Diberi Sanksi Berlipat
Akibatnya sebanyak 298 penumpang dan kru dilaporkan tewas. Termasuk di antaranya 12 WNI.
Kementerian Luar Negeri melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id pada Rabu malam, 14 Oktober 2015, menyebut komitmen Indonesia dan negara-negara yang warganya menjadi korban atas insiden MH17 dan komunitas internasional untuk membawa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut ke hadapan hukum.
"Indonesia menyerukan kepada semua pihak, termasuk komunitas internasional untuk terus bekerja sama erat dalam upaya mewujudkan rasa keadilan dan kemanusiaan bagi keluarga-keluarga korban insiden MH17," tulis Kemlu.
Di tingkat internasional, Indonesia terus memainkan peran penting dalam diskusi dan pembahasan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait insiden MH17. Indonesia juga merupakan salah satu co-sponsor Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2166 tahun 2014 yang memuat antara lain proses hukum bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab.
"Bagi Pemerintah Indonesia hasil penyelidikan tersebut dapat menjadi salah satu sumber referensi lebih lanjut dalam proses-proses yang berlangsung di PBB," kata Kemlu.
Ketua Badan Keselamatan Penerbangan Belanda, Djibbe Joustra memberikan pemaparan di belakang puing pesawat MH17 yang direkonstruksi. Berdasarkan hasil penyelidikan timnya, rudal itu tidak langsung mengenai pesawat, melainkan hanya berjarak 1 meter dari kokpit, tepatnya di sisi sebelah kiri. Ledakan itu langsung menewaskan tiga orang kru di ruang kokpit.
Kemungkinan penumpang lain yang tersisa menimpa pesawat nahas itu. Laman Mirror menyebut rata-rata penumpang MH17 masih bisa bernafas hingga 90 detik.
Menurut analisa mereka, penumpang MH17 meninggal karena dekompresi, kurangnya kadar oksigen, suhu dingin yang ekstrim di ketinggian dan aliran udara yang kuat.
Usai laporan akhir dirilis, mata sebagian besar negara barat kembali tertuju ke Rusia. Mereka menuding Rusia memiliki andil dalam insiden tragis itu.
Namun, Pemerintah Rusia menyebut hasil akhir laporan itu bias. Sementara, isu jatuhnya MH17 sengaja dipolitisir oleh beberapa negara barat.
Baca Juga :
Perdana Menteri Ukraina Mengundurkan Diri
Krisis membuat Ukraina tambah retak, bahkan IMF menunda dana bailout.
VIVA.co.id
10 April 2016
Baca Juga :