Pentagon Akan Ganti Rugi Korban Pemboman RS di Afghanistan
Senin, 12 Oktober 2015 - 12:47 WIB
Sumber :
- REUTERS/Denis Balibouse
VIVA.co.id
- Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan berencana untuk memberi biaya ganti rugi kepada keluarga korban serangan udara Negeri Paman Sam di Afghanistan. Serangan itu berdampak fatal, karena salah sasaran dan malah mengenai rumah sakit trauma yang dioperasikan organisasi kemanusiaan, Medecins Sans Frontieres (MSF) di Kunduz.
Kantor berita Reuters, Minggu 11 Oktober 2015 melansir, akibat serangan udara itu, menewaskan 22 orang.
"Departemen Pertahanan meyakini penting untuk mengatasi konsekuensi dari insiden tragis di rumah sakit yang dioperasikan oleh Organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF) di Kunduz, Afghanistan," ujar juru bicara Dephan AS, Peter Cook dalam sebuah pernyataan.
Selain memberikan ganti rugi kepada keluarga korban, Negeri Paman Sam juga berniat untuk memberikan dana pengganti untuk membangun kembali fasilitas medis yang telah mereka hancurkan.
"Pasukan AS dan Afghanistan (USFOR-A) telah memiliki otoritas untuk memberi ganti rugi dan pembayaran untuk memperbaiki rumah sakit. USFOR-A akan bekerja dengan pihak yang terkena dampaknya untuk menentukan nominal pembayaran yang sesuai. Jika diperlukan dan sesuai, maka administrasi pemerintahan Barack Obama akan mencari otoritas tambahan dari Kongres," kata Cook.
Sebelumnya, pada Rabu kemarin, Obama telah meminta maaf dengan menghubungi langsung Presiden Internasional MSF, Joanne Liu. Upaya pemberian ganti rugi disinyalir untuk meredam keingian MSF yang bersikeras menuntut untuk diadakan penyelidikan. Sebab, yang dilakukan oleh militer koalisi AS merupakan bagian dari tindak kejahatan perang.
"Jika kita membiarkan ini begitu saja, seolah tidak terjadi apa-apa, maka pada dasarnya kita sama saja memberikan cek kosong kepada negara mana pun untuk berperang," kata Liu yang ketika itu berbicara dari kantor pusat MSF di Jenewa, Swiss.
Liu menegaskan, jika militer tidak bisa menjaga area medis ketika mereka bertugas, maka tidak mungkin mereka bisa mengemban misi lain dengan selamat di tempat lain seperti Suriah, Sudan Selatan atau Yaman.
"Pasien kami terbakar di tempat tidur mereka. Sementara, dokter, perawat dan staf kami yang lain terbunuh ketika mereka bekerja. Kolega kami harus saling mengoperasi satu sama lain," papar Liu.
Sementara, Menteri Pertahanan AS, Ash Carter pada Selasa kemarin sudah menyampaikan penyesalan mendalam atas hilangnya nyawa dari serangan itu. Carter mengakui serangan itu sebuah kesalahan dan berupaya untuk mencari tahu penyebab kekeliruan itu terjadi.
"Militer AS selalu berhati-hati dalam melakukan operasi untuk mencegah hilangnya nyawa warga yang tidak bersalah dan ketika kami membuat kesalahan, maka kami berutang kepada mereka. Itu yang tengah kami lakukan saat ini," kata Carter.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Jika kita membiarkan ini begitu saja, seolah tidak terjadi apa-apa, maka pada dasarnya kita sama saja memberikan cek kosong kepada negara mana pun untuk berperang," kata Liu yang ketika itu berbicara dari kantor pusat MSF di Jenewa, Swiss.