Perdamaian Global Terindikasi Gagal
- REUTERS/Stringer
VIVA.co.id - Dunia masih terus membutuhkan penjaga perdamaian. Ini menjadi indikasi bahwa perdamaian dunia secara global gagal.
Saat menghadiri Sidang Majelis Umum PBB pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Indonesia memberikan perhatian besar pada isu perdamaian.
“Untuk isu perdamaian dunia, kami sampaikan bahwa Indonesia akan mengirimkan sekitar 4.000 tenaga peace keeper atau penjaga perdamaian ke sejumlah daerah yang mengalami konflik besar,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, Kamis, 8 Oktober 2015 di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Indonesia, ujar Arrmanatha, adalah salah satu negara yang paling banyak mengirimkan tenaga penjaga perdamaian. Indonesia ada di sekitar urutan ke-11 atau 12 dari negara-negara yang tergabung dalam PBB.
Arrmanatha menekankan, tingginya kebutuhan penjaga perdamaian mengindikasikan gagalnya perdamaian global.
"Perdamaian dunia secara global adalah gagal, karena masih butuh banyak tenaga penjaga perdamaian. PBB harus lebih banyak berperan untuk mengatasi hal ini,” ujar dia.
Di Sidang Umum PBB, Indonesia juga membahas isu terorisme. Arrmanatha mengatakan, Indonesia akan selalu mendorong dan menekankan diperlukannya pembicaraan diplomatis antara pihak pemangku kepentingan.
“Indonesia berhasil mencegah terorisme dengan cara bertoleransi. Peran perempuan atau seorang ibu sangat diperlukan sejak dini untuk menanamkan rasa toleransi,” ujarnya.
Sementara itu, untuk isu imigrasi, pria yang akrab dengan sapaan Tata itu mengatakan, Indonesia akan turut mendorong negara lain untuk membantu dan menyelesaikan imigrasi legal.
"Indonesia sadar hal ini merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia khususnya negara-negara Eropa," katanya.