Mesir Jadi Mitra Indonesia Terbesar di Afrika

Suasana KBRI Cairo, Mesir
Sumber :
  • Kementerian Luar Negeri RI

VIVA.co.id - Mesir telah menjadi mitra perdagangan Indonesia terbesar di Afrika. Nilai volume ekspor Indonesia ke Mesir mencapai US$1,2 miliar. Nilai tersebut sangat tinggi dibanding ekspor Mesir ke Indonesia hanya sekitar US$250 juta

Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Arab Mesir, Nurfaizi Suwandi mengatakan, Mesir merupakan salah satu Negara yang sangat menarik untuk dijadikan tempat investasi dan kerja sama dalam bidang perdagangan.

“Indonesia harus lebih banyak lagi investasi di sana serta membangun perindustrian. Karena dengan adanya investasi dan peningkatan perdagangan  tersebut akan mampu mendongkrak perekonomian  Indonesia," ujar Nurfaizi dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 27 September 2015.

Beberapa waktu yang lalu, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengunjungi Indonesia dan  bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Dalam pertemuannya tersebut, ada beberapa hal yang dibahas, diantaranya Indonesia dan Mesir sepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi.

“Mesir saat ini memiliki roadmap yang bagus. Perkembangan dalam hal perekonomian dan Infrastruktur sangatlah pesat," ucapnya. 

RI Ingin Surplus Dagang dengan Mesir Lampaui Rp12 Triliun

Dipaparkannya, Mesir memiliki beberapa strategi dalam menaikkan perekomian seperti meningkatkan infrastruktur, dan mengurangi subsidi. Serta, meningkatkan pendapatan pajak, yang menjadikan Mesir menarik untuk dijadikan tempat berinvestasi.

Menurut Nurfaizi, infrastruktur sangat berpengaruh pada perkembangan perekonomian di sana, seperti pembangunan jalan, terowongan Terusan Suez, untuk dapat melancarkan pengiriman barang baik ekspor maupun impor. Diutarakannya, dengan infrastruktur yang bagus maka proses perdagangan akan lebih cepat.

Nurfaizi menambahkan saat ini sudah ada perusahaan Indonesia yang berdiri di Mesir, seperti mie instan, produk tekstil, dan ban.

Pria yang baru saja menamatkan Gelar Doktor Ilmu Ekonomi di Universitas 11 Maret Surakarta ini mengharapkan warga negara Indonesia (WNI) di sana mendapatkan pekerjaan yang layak.