Jerman Putuskan Tetap Terima Pengungsi

Sumber :
  • www.npr.org

VIVA.co.id - Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia mengatakan negaranya tetap menerima arus pengungsi dari Suriah dan negara Timur Tengah lainnya. Alasannya, pengungsi layak ditampung. Sebab, mereka meninggalkan negara asal karena adanya perang dan penyiksaan yang selama ini terjadi.

“Ini adalah hal yang sangat sulit untuk diatasi, bagaimanapun juga kami harus melihat dan memperhatikan keadaan para pengungsi yang terpaksa pergi dari negara asal mereka. Kami semua tetap harus menolong mereka dan masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk mencari solusi terbaik,” ujar Komisaris Pemerintah Federal untuk Kebijakan Hak Asasi Manusia dan Bantuan Kemanusiaan, Christoph Straesser kepada VIVA.co.id, Senin 21 September 2015 di gedung Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia, Jakarta.

Kendati demikian, Straesser dan seluruh masyarakat Jerman mengaku kaget dan kecewa terhadap sikap yang dilakukan oleh negara Hungaria yang menolak dan bahkan menutup perbatasan negara mereka, sementara puluhan ribu pengungsi berlomba-lomba menyelamatkan diri.

“Saat tembok pemisah dirobohkan pada tahun 1989, Hungaria adalah negara pertama yang membuka tirai besi dan perbatasannya untuk menyambut masyarakat. Tetapi sekarang Hungaria malah menjadi negara pertama yang menutup negara mereka. Bagi saya ini sangat aneh,” ujar Straesser.

Ia mengatakan, sampai saat ini Jerman masih menerima pengungsi dengan tangan terbuka, meski angkanya sudah mencapai lebih dari 400.000 jiwa.

Jet Rusia Jatuhkan Bom di Suriah, 10 Warga Terluka

Jerman menjanjikan akan melakukan koordinasi dengan teratur untuk selanjutnya menempatkan para pengungsi di rumah-rumah kosong tempat para tentara Inggris dahulu.

Streisser memprediksikan akan ada sekitar dari 800.000 pengungsi yang akan memasuki wilayah negara mereka.



Kendati demikian, walaupun fenomena ini merupakan masalah yang sangat besar, Straesser mengatakan Indonesia tidak perlu ikut memutar otak terhadap penyelesaian masalah ini.

“Ini adalah masalah kami sebenarnya, kami sempat bertemu dengan UNHCR (Badan PBB yang mengurusi permasalahan pengungsi) dan mereka mengatakan Indonesia sudah menampung 13.000 pengungsi dari banyak negara. Saya pikir sebenarnya tiap negara harus mencari jalan sendiri masing-masing untuk membantu para pengungsi dari manapun,” kata dia.

Ia melanjutkan, bahwa dirinya baru saja mengetahui bahwa Indonesia belum tanda tangani konvensi PBB. Dengan kata lain, ujar Straesser, ini merupakan situasi lain yang menggambarkan nasib pengungsi di Indonesia.

Saat ini solusi sementara yang sudah muncul di benak Uni Eropa adalah untuk menerima total 160.000 pengungsi di Eropa dan sesuai kuota tertentu dibagikan ke negara-negara anggota. (ase)