Alasan Indonesia Tolak Bantuan Singapura Redakan Kabut Asap
Jumat, 18 September 2015 - 07:05 WIB
Sumber :
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
- Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, menjelaskan alasan pemerintah menolak kabut asap yang kini melanda Pulau Sumatera. Walaupun dampak kabut asap dirasakan hingga ke Singapura dan Malaysia, namun Indonesia tetap merasa mumpuni untuk meredakan bencana kabut asap.
Berbicara di kantor Kemlu di kawasan Pejambon, Jakarta Pusat, Arrmanatha menjelaskan, bukan berarti Indonesia berpangku tangan melihat bencana kabut asap. Pemerintah telah mengerahkan 17 helikopter untuk memadamkan api, empat traktor dan empat pesawat modifikasi air.
"Kami juga telah menyampaikan kepada negara tetangga terkait penanganan yang telah dilakukan Indonesia. Negara yang terkena dampak kabut asap menawarkan sistem mereka untuk bisa memadamkan api," kata diplomat yang pernah bertugas di Jenewa dan New York itu.
Selain itu, Indonesia juga memberlakukan penegakan hukum yang tegas terhadap oknum pembakar lahan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga tak segan mencabut izin perusahaan yang dipastikan menjadi dalang pembakaran lahan.
Dikutip dari stasiun berita Channel News Asia, bantuan yang ditawarkan oleh angkatan bersenjata Negeri Singa meliputi satu pesawat C-130 untuk membuat hujan buatan dan helikopter Chinooks untuk membawa air yang dapat digunakan untuk memadamkan api.
"Ketika otoritas Indonesia telah menerima tawaran kami sebelumnya, tiba-tiba mereka mengatakan menghargai tawaran kami dan menyebut telah memiliki sumber yang cukup untuk memadamkan api," ujar Kementerian Pertahanan pada Minggu kemarin.
Namun, dua hari kemudian, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) justru mempersilakan Singapura untuk membantu. Ditemui di kantor Wakil Presiden pada Selasa kemarin, Negeri Singa, juga terkena dampak bencana asap, oleh sebab itu mereka bisa ikut berkontribusi.
"Singapura sudah siap membantu. Itu saya kira silakan karena Singapura juga mengetahui bencana alam itu bisa terjadi di mana-mana," kata JK.
Namun, dia mengingatkan bencana serupa tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga negara lain seperti Amerika. Menurut JK, bencana alam terjadi lantaran adanya perubahan iklim dunia yang berdampak pada kekeringan.
Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?
Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.
VIVA.co.id
9 Agustus 2016
Baca Juga :