Mahasiswa di Tiongkok Tak Bebas Pilih Jurusan
Senin, 14 September 2015 - 17:33 WIB
Sumber :
- Xinhua
VIVA.co.id
- Universitas di Tiongkok selatan tengah menjadi sorotan publik setelah para mahasiswa memilih jurusan mereka secara acak dalam sistem undian. Universitas memutuskan mahasiswa tahun kedua teknik sipil untuk mempelajari salah satu dari tujuh jurusan yang bisa mereka ambil dengan menggunakan undian.
Dilansir dari laman
Shanghaiist
, juru bicara dari institusi pendidikan tersebut, Lu Qinghua, membela sistem yang digunakan oleh universitasnya.
āKami terpaksa melakukan hal ini, karena jika keputusan memilih jurusan diserahkan kepada mahasiswa, beberapa kelas jurusan tertentu akan penuh dan jurusan lainnya akan sepi. Ada beberapa universitas lain yang juga menggunakan metode ini,ā kata Lu.
Lu menjelaskan, murid junior sebelumnya yang memiliki nilai tinggi di ujian diperbolehkan untuk menentukan jurusan mereka sendiri. Dari total 585 mahasiswa, hanya 190 orang teratas yang dapat memilih secara langsung dan bebas.
Warga Tiongkok mengkritik administrasi dari universitas yang dianggap malas. Seseorang dengan nama samaran "Jingshuishenliu" berkomentar, āPihak universitas tidak bertanggung jawab. Mahasiswa seharusnya menikmati pilihan jurusan yang mereka inginkan dan universitas tidak bisa mengorbankan kesempatan mahasiswa hanya untuk menyeimbangkan beberapa jurusan lainnya.ā
Seorang penulis dari Guangming News, Si Hanhan berpendapat, sistem yang dipakai oleh universitas tersebut adalah sebuah bentuk diskriminasi. Menurut dia, kampus harus melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi pelajaran yang paling relevan dan menghilangkan pelajaran yang sudah usang.
Sementara itu, humas dari universitas, Su, menjelaskan, metode itu telah diterapkan selama bertahun-tahun. Mereka juga sudah meminta umpan balik atau pendapat dari mahasiswa dan para pengajar.
āSetelah satu tahun, mahasiswa dengan nilai terbaik diperbolehkan untuk mengajukan perubahan jurusan,ā kata Su.
Seorang mahasiswa yang baru saja mengikuti sistem tersebut pada 8 September lalu mengatakan, ia setuju dengan sistem ini karena mahasiswa dipacu agar berjuang keras untuk bisa mendapatkan nilai tinggi dan berhak memilih jurusan .
āWalaupun kami mendapatkan jurusan yang tidak kami sukai, kami bisa menukarnya dengan mahasiswa lain,ā ujarnya.
Baca Juga :
Sekolah Indonesia di Luar Negeri Diperluas
āKami terpaksa melakukan hal ini, karena jika keputusan memilih jurusan diserahkan kepada mahasiswa, beberapa kelas jurusan tertentu akan penuh dan jurusan lainnya akan sepi. Ada beberapa universitas lain yang juga menggunakan metode ini,ā kata Lu.
Lu menjelaskan, murid junior sebelumnya yang memiliki nilai tinggi di ujian diperbolehkan untuk menentukan jurusan mereka sendiri. Dari total 585 mahasiswa, hanya 190 orang teratas yang dapat memilih secara langsung dan bebas.
Warga Tiongkok mengkritik administrasi dari universitas yang dianggap malas. Seseorang dengan nama samaran "Jingshuishenliu" berkomentar, āPihak universitas tidak bertanggung jawab. Mahasiswa seharusnya menikmati pilihan jurusan yang mereka inginkan dan universitas tidak bisa mengorbankan kesempatan mahasiswa hanya untuk menyeimbangkan beberapa jurusan lainnya.ā
Seorang penulis dari Guangming News, Si Hanhan berpendapat, sistem yang dipakai oleh universitas tersebut adalah sebuah bentuk diskriminasi. Menurut dia, kampus harus melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi pelajaran yang paling relevan dan menghilangkan pelajaran yang sudah usang.
Sementara itu, humas dari universitas, Su, menjelaskan, metode itu telah diterapkan selama bertahun-tahun. Mereka juga sudah meminta umpan balik atau pendapat dari mahasiswa dan para pengajar.
āSetelah satu tahun, mahasiswa dengan nilai terbaik diperbolehkan untuk mengajukan perubahan jurusan,ā kata Su.
Seorang mahasiswa yang baru saja mengikuti sistem tersebut pada 8 September lalu mengatakan, ia setuju dengan sistem ini karena mahasiswa dipacu agar berjuang keras untuk bisa mendapatkan nilai tinggi dan berhak memilih jurusan .
āWalaupun kami mendapatkan jurusan yang tidak kami sukai, kami bisa menukarnya dengan mahasiswa lain,ā ujarnya.
Baca Juga :
36 PTS Jadi Negeri, Dosen di Bawah 35 Tahun Bisa Jadi PNS
Ada 4.358 dosen yang nantinya dikontrak sebagai P3K.
VIVA.co.id
6 Januari 2016
Baca Juga :