ISIS Gunakan Foto Bocah Suriah di Media Propaganda
Kamis, 10 September 2015 - 15:03 WIB
Sumber :
- REUTERS/Stringer
VIVA.co.id - Kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) melakukan tindakan keji dengan menggunakan foto bocah Suriah, Alan Kurdi, --sebelumnya media kerap menulisnya sebagai Aylan Kurdi--, yang ditemukan tewas di tepi pantai di Turki sebagai sampul depan media propaganda, Dabiq.
Dalam terbitan edisi terbaru majalah itu, ISIS membuat tajuk utama berjudul: "Bahaya Meninggalkan Tanah Islam".
Dikutip dari harian The Guardian, Rabu, 9 September 2015, artikel majalah itu berisi kritikan bagi pengungsi Suriah yang malah ramai-ramai eksodus ke Benua Eropa. Menurut ISIS, mereka telah melakukan dosa berbahaya dan sangat besar, karena mencari perlindungan ke negara-negara barat.
ISIS menilai hal itu sama saja dengan menggadaikan jiwa dan tubuh anak-anak mereka.
"Sayangnya, beberapa warga Suriah dan Libya rela mengambil risiko jiwa dan nyawa anak-anak mereka yang bertanggung jawab untuk menegakkan hukum Syariah. Mereka malah mengorbankan anak-anak itu dengan melalui perjalanan berbahaya menuju ke tanah yang diperintah oleh hukum atheisme dan perbuatan tak senonoh," tulis ISIS.
Di tanah negara-negara Barat, ISIS melanjutkan, para pengungsi dan keluarga mereka, akan berada dalam ancaman perbuatan zina, sodomi, narkoba, dan alkohol. Selain itu, mereka bisa jatuh ke perbuatan murtad lainnya.
"Mereka malah memilih meninggalkan kekhalifan dan membuka pintu bagi anak dan cucu mereka terhadap umat Kristiani, kaum atheis atau liberalisme," ujar ISIS.
Bahkan, menurut ISIS, para pengungsi itu, cepat atau lambat akan segera melupakan bahasa Arab yang digunakan di dalam Al-Quran yang kerap digunakan di Suriah, Libya, Irak, dan negara lainnya. ISIS memperingatkan, akan sulit bagi pengungsi Suriah untuk kembali ke ajaran Islam, jika mereka memutuskan untuk ke Benua Eropa.
Di dalam majalah itu, pesaing ISIS di Suriah, kelompok Fron Nusra digambarkan sebagai alat yang kerap digunakan oleh Turki dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Sementara, kelompok Hamas yang berada di Gaza disebut ISIS melakukan penipuan dan membuat Islam tak lagi otentik. Mereka dianggap telah secara aktif mengadopsi demokrasi sebagai alat untuk mencapai perubahan sejak tahun 2005 lalu.
Di dalam majalah itu, ISIS juga membuat geram publik, karena turut menampilkan kuil-kuil bersejarah di Palmyra, termasuk Kuil Bel yang dihancurkan karena dianggap sebagai tempat pemujaan berhala. Mereka menampilkan foto-foto kehancuran itu menjadi dua halaman.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Di dalam majalah itu, pesaing ISIS di Suriah, kelompok Fron Nusra digambarkan sebagai alat yang kerap digunakan oleh Turki dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Sementara, kelompok Hamas yang berada di Gaza disebut ISIS melakukan penipuan dan membuat Islam tak lagi otentik. Mereka dianggap telah secara aktif mengadopsi demokrasi sebagai alat untuk mencapai perubahan sejak tahun 2005 lalu.