Bangkai Pesawat MH370 Diyakini Masih Utuh di Dasar Laut

Puing Pesawat Boeing 777 yang Diduga Milik MH370
Sumber :
  • REUTERS/Zinfos974/Prisca Bigot

VIVA.co.id - Seorang ahli komunikasi satelit asal Malaysia, Zaaim Redha Abdul Rahman, mengatakan bangkai pesawat Malaysia Airlines MH370 kemungkinan besar masih dalam keadaan utuh di dasar laut. Kesimpulan itu dia ambil berdasarkan masih utuhnya flaperon sayap pesawat yang ditemukan di La Reunion beberapa waktu lalu di Samudera Hindia.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak lalu mengumumkan, bagian pesawat itu berasal dari MH370 yang telah menghilang setahun lebih. Dikutip dari kantor berita Negeri Jiran, Bernama, pada Kamis 13 Agustus 2015, Zaaim memprediksi, pesawat sempat mengapung beberapa saat usai jatuh ke laut.

"Saya yakn ketika pesawat kehabisan bahan bakar, pesawat meluncur ke bawah dan mendarat di permukaan air dengan benturan lembut. Oleh sebab itu, saya yakin pesawat kemungkinan besar masih dalam keadaan utuh," kata Zaaim.

Usai dinyatakan jatuh, Zaim ikut membantu dan menyimpulkan data penerbangan yang disiarkan melalui satelit yang dioperasikan oleh Inggris beradasarkan perusahaan komunikasi satelit global, Inmarsat. Keyakinan Zaaim kian menguat karena di bagian flaperon sayap pesawat hanya mengalami sedikit kerusakan.

"Penampakan flaperon mengindikasikan objek tersebut tidak terlepas terlalu keras dari badan utama pesawat. Sepertinya benda itu terlepas dengan cukup mudah di bagian pinggir," papar Zaaim.

Lebih lanjut Zaaim membandingkan dengan jatuhnya pesawat Germanwings 9525 yang menabrak gunung Alpen di Prancis pada Maret tahun ini. Dia menyebut pesawat Germanwings hancur berkeping-keping. Puingnya berukuran tidak lebih dari 0,3 meter karena pesawat mengalami benturan keras.

"Jika MH370 menabrak dengan benturan keras, maka kita akan melihat puing berukuran kecil telah mengapung di laut usai pesawat jatuh. Lebih jauh, flaperon ditemukan (dari Pulau Reunion) tidak akan berbentuk utuh satu benda. Yang bisa kita lihat bentuknya sudah menjadi kepingan puing," kata Zaaim.

Dia menyebut bukan sesuatu yang tak mungkin pesawat mengapung di permukaan air. Hal tersebut telah dibuktikan penerbangan US Airways 1549 yang terpaksa mendarat darurat di Sungai Hudson. Pesawat terpaksa mendarat darurat pada Januari 2009 lalu, karena kedua mesin tak berfungsi.

"Jika memungkinkan, pesawat MH370 berada di dasar laut untuk beberapa saat, hingga  flaperon sayap lepas dengan sendirinya," Zaaim menambahkan.

Dia turut menyebut hal yang memungkinkan puing pesawat terbawa hingga jarak 4.000 kilometer dari lokasi awal yang diduga tempat jatuhnya pesawat. Hal tersebut, lantaran arus air laut yang dianalisa oleh ahli oseanografi.

Sejak hilang pada 8 Maret 2014, belum ada kabar berarti mengenai penemuan bangkai MH370. Najib memang telah menyampaikan flaperon itu berasal dari MH370, tetapi keluarga korban mengaku tak puas dan bahkan ingin langsung diterbangkan ke Pulau La Reunion.

Pesawat mengudara dari Kuala Lumpur menuju ke Beijing dengan mengangkut 239 penumpang dan kru. Sebanyak tujuh orang di antaranya merupakan WNI.

Tragedi MH370 dan Bebas Visa Malaysia untuk China

Usai dinyatakan menghilang dari radar, beberapa bulan sebelumnya Pemerintah Negeri Jiran menyampaikan pesawat MH370 jatuh di bagian selatan Samudera Hindia. (ren)