Ini Rahasia Singapura Jadi Negara Maju di Asia
Kamis, 13 Agustus 2015 - 09:10 WIB
Sumber :
- REUTERS/Tan Shung Sin
VIVA.co.id
- Pada Minggu kemarin, Singapura merayakan hari nasional yang ke-50. Perayaan emas kemerdekaan Negara Singa itu dilakukan secara besar-besaran dengan parade di pusat kota Singapura.
Hal serupa juga dilakukan di Jakarta pada Rabu malam, 12 Agustus 2015. Area ballroom di sebuah hotel berbintang diubah menjadi beberapa titik terkenal di Singapura.
Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Anil Kumar Nayar, mengatakan peringatan hari nasional ke-50 sangat disyukuri oleh warga Negeri Singa. Betapa tidak, negara yang kerap dijuluki berukuran setitik itu telah sukses bertransformasi menjadi negara maju dan pusat keuangan dunia.
Padahal, dulu ketika baru memisahkan diri dari Malaysia, Singapura tak memiliki apa pun. Mereka tak memiliki sumber daya alam, air dan lahan. Tetapi, tetap saja mereka bisa maju pesat dalam kurun waktu 50 tahun.
Anil mengatakan rahasianya terletak pada kualitas warga negaranya.
"Kami memastikan warga kami memiliki kemampuan, pendidikan dan nilai-nilai seperti kejujuran, integritas dan meritokrasi. Pemerintah kami memastikan mereka harus dapat berkompetisi secara global dan menunjukkan Singapura relevan bagi dunia," papar Anil.
Dia menegaskan, jika nilai-nilai itu tak dipegang teguh oleh warganya, maka diprediksi Singapura tak akan mampu bertahan 50 tahun mendatang.
Anil mengatakan, ketika dulu Singapura baru membentuk negara, banyak yang menyangka negara kota itu tak akan bertahan.
"Oleh sebab itu penting untuk meneropong kembali pencapaian Singapura dalam 50 tahun terakhir. Untuk memastikan 50 tahun ke depan Singapura tetap bertahan, warga kami perlu melanjutkan nilai-nilai berharga yang telah lama dipegang seperti sistem pemerintahan yang bersih, adil, jujur, masyarakat multi ras dan meritokrasi," kata Anil.
Perayaan 50 tahun kemerdekaan Singapura juga didedikasikan secara khusus untuk mendiang Lee Kuan Yew. Anil menjelaskan, tanpa perjuangan dia dan generasi yang lebih senior, maka Singapura tak akan menjelma menjadi negara seperti sekarang.
"Maka penting bagi kami untuk tak melupakan dan mengenang jasa mantan PM Lee Kuan Yew dan generasi yang lebih senior," Anil menambahkan.
Baca Juga :
Makin Banyak Penduduk Singapura Tak Beragama
Baca Juga :
Kapal Feri Indonesia Tenggelam di Singapura
Padahal, dulu ketika baru memisahkan diri dari Malaysia, Singapura tak memiliki apa pun. Mereka tak memiliki sumber daya alam, air dan lahan. Tetapi, tetap saja mereka bisa maju pesat dalam kurun waktu 50 tahun.
Anil mengatakan rahasianya terletak pada kualitas warga negaranya.
"Kami memastikan warga kami memiliki kemampuan, pendidikan dan nilai-nilai seperti kejujuran, integritas dan meritokrasi. Pemerintah kami memastikan mereka harus dapat berkompetisi secara global dan menunjukkan Singapura relevan bagi dunia," papar Anil.
Dia menegaskan, jika nilai-nilai itu tak dipegang teguh oleh warganya, maka diprediksi Singapura tak akan mampu bertahan 50 tahun mendatang.
Anil mengatakan, ketika dulu Singapura baru membentuk negara, banyak yang menyangka negara kota itu tak akan bertahan.
"Oleh sebab itu penting untuk meneropong kembali pencapaian Singapura dalam 50 tahun terakhir. Untuk memastikan 50 tahun ke depan Singapura tetap bertahan, warga kami perlu melanjutkan nilai-nilai berharga yang telah lama dipegang seperti sistem pemerintahan yang bersih, adil, jujur, masyarakat multi ras dan meritokrasi," kata Anil.
Perayaan 50 tahun kemerdekaan Singapura juga didedikasikan secara khusus untuk mendiang Lee Kuan Yew. Anil menjelaskan, tanpa perjuangan dia dan generasi yang lebih senior, maka Singapura tak akan menjelma menjadi negara seperti sekarang.
"Maka penting bagi kami untuk tak melupakan dan mengenang jasa mantan PM Lee Kuan Yew dan generasi yang lebih senior," Anil menambahkan.
Baca Juga :
Singapura HUT ke-51, Ingin Perkuat Kerja Sama dengan RI
Dubes Nayar juga memiliki harapan di tahun depan. Apa itu?
VIVA.co.id
10 Agustus 2016
Baca Juga :