Keluarga Korban MH370 Tolak Kesimpulan Pemerintah Malaysia

keluarga penumpang mh370 histeris
Sumber :
  • REUTERS/Jason Lee
VIVA.co.id
- Organisasi internasional yang membawahi keluarga korban Malaysia Airlines MH370, Voice370 menolak kesimpulan yang disampaikan Pemerintah Negeri Jiran bahwa
flaperon
sayap pesawat yang ditemukan di Pulau La Reunion berasal dari MH370. Pernyataan itu disampaikan keluarga korban pada hari ini. 

Stasiun berita Channel News Asia, Rabu, 12 Agustus 2015 melaporkan, dalam pernyataan yang disampaikan keluarga, mereka memohon agar semua puing yang ditemukan di pulau tersebut diperiksa di tempat yang memiliki reputasi, peralatan dan ahli terbaik. Sementara, pada kenyataannya, semua otoritas berwenang Prancis sudah berada di negara itu dan disetujui oleh Malaysia. 

Mereka membentuk Tim Investigasi Tambahan 13 seperti ATSB (Biro Keselamatan Transportasi Australia), AAIB (Biro Penyelidikan Kecelakaan Udara) dan NTSB (Biro Keselamatan Transportasi Nasional). 

Malaysia: Australia akan Tetap Bantu Cari Pesawat MH370
"Kami tak ingin seseorang yang hanya memberikan kami janji dan berharap kami mempercayainya, khususnya ketika yang mengucapkan hal tersebut adalah Pemerintah Malaysia. Mereka sejak awal sudah membuat kesalahan," ujar putri salah seorang penumpang MH370, Grace Nathan. 

Pilot Maskapai Prancis Lihat Objek Diduga Bagian MH370
Dia menambahkan, mungkin orang-orang itu menyampaikan informasi secara tidak sengaja. Tetapi, keluarga korban membutuhkan kepastian 100 persen. 

Pencarian Puing MH370 Akan Diakhiri
Informasi terbaru soal konfirmasi flaperon sayap pesawat ditanggapi skeptis oleh keluarga korban. Sebab, sebelumnya, mereka sudah kerap menerima informasi keliru. 

"Selama ini, mereka telah berbuat banyak kesalahan. Untuk beberapa hari pertama, mereka mengatakan pesawat bisa saja ada di Laut China Selatan, padahal pada faktanya mereka tahu pesawat memutar arah, sehingga kita telah membuang begitu banyak waktu dan sumber daya hanya untuk mencari di lokasi yang keliru," kata Grace. 

Kemudian, semua pengumuman yang disampaikan, disajikan kepada publik tanpa disertai dasar yang kuat. 

"Mereka tak mempedulikan perasaan kami dan menunjukkan tanpa bukti apa pun," ucap Grace menambahkan. 

Mereka berpendapat, setelah satu pekan berlalu, pakar lainnya belum juga sepakat dengan pernyataan Negeri Jiran. Otoritas berwenang dari Prancis dan Australia mulai berhenti membuat pernyataan pasti. 

Mereka hanya mengatakan, ada kemungkinan yang tinggi, flaperon sayap pesawat berasal dari MH370.

"Tidak perlu lagi mengatakan apa-apa. Sebagian besar keluarga korban telah menolak untuk menerima kesimpulan Malaysia dan menunggu analisa yang lebih pasti dan menyeluruh," kata Grace. 

Sesuai dengan ketentuan Konvensi Montreal tahun 1999, kerabat atau keluarga penumpang bisa saja mengajukan tuntutan hukum, jika kasus pesawat tersebut hilang hingga dua tahun. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya