MH370 Tak Jatuh Menukik ke Laut
Kamis, 6 Agustus 2015 - 13:54 WIB
Sumber :
- REUTERS/Zinfos974/Prisca Bigot
VIVA.co.id
- Salah satu pertanyaan terkait hilangnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370, adalah apakah pesawat kehabisan bahan bakar lalu jatuh menukik ke laut. Beberapa pakar mengatakan MH370 tidak mengalami benturan keras.
Dikutip dari laman Sydney Morning Herald, Kamis 6 Agustus 2015, kondisi sayap atau flaperon
Dikutip dari laman Sydney Morning Herald, Kamis 6 Agustus 2015, kondisi sayap atau flaperon
MH370 yang ditemukan di Pulau Reunion, disebut mengindikasikan pesawat tidak mengalami benturan keras saat menyentuh permukaan laut.
"Bagian pesawat itu terjaga integritasnya, tidak hancur," kata Greg Feith, mantan penyelidik senior Dewan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB). "Anda dapat menyimpulkan itu tumbukan berenergi rendah."
Tidak ada bukti pasti tentang sudut jatuhnya pesawat ke laut. "Spekulasi diantara para pilot sekarang, adalah itu mungkin turun dengan sudut yang relatif sempit," kata Tracy Lamb, konsultan keselamatan penerbangan dan mantan pilot Boeing 777.
Dia menduga flaperon itu patah, saat badan pesawat terseret di permukaan air. Walau terlihat besar dan lamban, pesawat komersial disebut mampu meluncur dalam jarak cukup jauh tanpa tenaga mesin.
Insiden penerbangan 1549 US Airways pada 2009, memperlihatkan bagaimana pesawat masih dapat berputar, setelah burung terhisap ke dalam mesin, lalu terbang dalam jarak dua pertiga panjang pulau Manhattan, lalu mendarat darurat di Sungai Hudson.
Pada 2001 pesawat Airbus dari Toronto ke Lisbon kehabisan bahan bakar di Samudera Atlantik, terbang melayang sejauh 144 kilometer sebelum mendarat 19 menit kemudian di pangkalan udara kepulauan Azores.
"Saat ini dispekulasikan oleh banyak pilot dalam industri penerbangan, bahwa ada pilot pada kendali (MH370)," kata Lamb. Jika pesawat mendarat dengan sudut dangkal, maka seseorang diperlukan untuk menurunkan atau menaikkan hidung pesawat.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
MH370 yang ditemukan di Pulau Reunion, disebut mengindikasikan pesawat tidak mengalami benturan keras saat menyentuh permukaan laut.