Jepang Ingin Sejarah Modern Diajarkan di Sekolah

Ilustrasi pelajar Jepang
Sumber :
  • REUTERS/Toshiyuki Aizawa
VIVA.co.id
- Kementerian Pendidikan Jepang mempresentasikan usul perombakan panduan kurikulum, agar sejarah modern diajarkan di sekolah-sekolah, dengan mengintegrasikan sejarah Jepang dan dunia.


Dikutip dari laman
Japan Times
, Kamis, 6 Agustus 2015, perubahan kurikulum itu tampak merefleksikan keinginan Perdana Menteri Shinzo Abe, agar pendidikan sekolah memberi penekanan pada patriotisme.

Pelajaran Moral dan Budaya dalam Kurikulum Sekolah

Abe dan beberapa anggota Partai Demokratik Libral telah menyerukan, dibuatnya sejarah Jepang yang saat ini hanya merupakan mata pelajaran pilihan, menjadi subyek wajib di sekolah-sekolah menengah atas.
Sekolah Pribadi Bandung Akui Simpan Buku Fetullah Gulen


Sekolah Internasional Ini Beri Beasiswa Olahraga
Saat ini sejarah dunia diajarkan sebagai mata pelajaran wajib. Tapi karena para siswa mempelajari sejarah dari masa kuni, banyak sekolah kekurangan jam pelajaran untuk mempelajari era modern.


Sementara pada kurikulum yang baru, diharapkan fokus pada titik balik dalam sejarah modern di Jepang dan luar negeri, seperti revolusi industri serta Perang Dunia I dan II.


"Penting untuk memahami sejarah dengan menghubungkan pergerakan di dunia dan Jepang," kata pejabat Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang.


Demi mempersiapkan para siswa dengan lebih baik untuk masuk dalam masyarakat global, rancangan kurikulum juga menyerukan peningkatan pendidikan bahasa Inggris bagi siswa sekolah dasar (SD).


Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam membaca, mendengarkan, menulis dan berbicara, para guru akan mengajar bahasa Inggris tanpa menggunakan bahasa Jepang pada tingkat SMP.


Sementara siswa SMA akan wajib melakukan debat dan presentasi dalam bahasa Inggris. Perubahan diharapkan sudah bisa diimplementasikan di tingkat SD pada tahun akademik 2020, SMP pada 2021 dan SMA pada 2022.


Jepang mengkaji panduan kurikulum sekolah setiap 10 tahun, karena prioritas pengajaran dipandang terus berubah mengikuti situasi masyarakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya