Ribuan Diaspora Siap Pulang Kampung ke Indonesia
- VIVAnews/Santi dewi
VIVA.co.id - Indonesia siap kembali menggelar kongres diaspora pada pekan mendatang di Jakarta. Kepala Desk Diaspora Indonesia, M. Wahid Supriyadi, mengatakan kongres ke-3 diaspora akan dilakukan pada 12-14 Agustus 2015 di Menara Bidakara, Jakarta Selatan.
Ditemui di kantor Kementerian Luar Negeri RI, kawasan Pejambon, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 Agustus 2015, Wahid mengatakan kongres tahun ini cukup berbeda jika dibandingkan acara serupa tahun 2013 lalu.
"Kongres ini, baik substansi hingga pendanaan disiapkan secara swadaya," kata Wahid.
Dia menyebut tahun ini, kongres mengambil tema "Diaspora Bakti Bangsa". Menurut Wahid, ini kali pertama diaspora secara resmi melakukan kegiatan pulang kampung atau mudik ke Tanah Air.
"Mereka memilih tema tersebut, karena menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Apa yang bisa dilakukan diaspora untuk bangsa," ujar Wahid.
Hingga hari Selasa kemarin, tercatat yang telah melakukan pendaftaran online mencapai 800 orang. Tetapi biasanya, kata Wahid, akan lebih banyak diaspora yang mendaftar di tempat.
Dia menargetkan akan hadir sekitar 1.500 hingga 2.000 diaspora dari 44 negara yang mudik ke Jakarta.
Jumlah tersebut tidak termasuk diaspora yang telah kembali dan bermukim di Indonesia. Target yang dia buat berdasarkan jumlah peserta yang hadir di tahun 2013 lalu.
"Saat itu, jumlah peserta yang hadir cukup fenomenal, karena jumlahnya mencapai 3.000 diaspora dari hampir 6.000 pemangku kepentingan," papar Wahid.
Dari sekian banyak diaspora yang hadir, terdapat beberapa nama yang sudah dikenal publik antara lain, pejabat senior di perusahaan Swedia, Basuki Prayitno, bos properti Crown Group, Iwan Sunito, tokoh agama Imam di Islamic Centre, New York, Syamsi Ali dan sutradara Hollywood, Livi Zheng.
Menurut Wahid, penting bagi pemerintah untuk mengelola diaspora ini. Sebab, dapat membantu mendorong perekonomian Indonesia.
Di acara yang sama, Presiden Indonesia Diaspora Network Global, Mohammad Al-Arief, jumlah diaspora yang dimiliki oleh Indonesia kalah jauh jika dibandingkan India dan Tiongkok. India memiliki 60 juta diaspora, sementara Tiongkok 80 juta.
"Indonesia yang tercatat baru memiliki 7 juta diaspora. Kendati mereka telah lama tinggal di luar negeri, namun koneksi mereka terhadap Tanah Air tidak tidak lekang. Mereka tetap berupaya memikirkan dan berkontribusi hal-hal nyata untuk Indonesia," kata Arief yang berbicara melalui telekonferensi.
Arief menjelaskan, dalam konferensi nanti akan ikut dibahas berbagai isu yang menjadi kepentingan para diaspora. Salah satunya mengenai anak yang lahir dari pernikhan campur dan memiliki dwi kewarganegaraan.
Diaspora adalah setiap WNI atau orang keturunan Indonesia di luar negeri, ataupun orang yang punya afiliasi dengan Indonesia.
Ada tiga kategori diaspora Indonesia yang dikenal yakni diaspora WNI yang bekerja di luar negeri, orang Indonesia keturunan, atau yang bukan lagi warga negara Indonesia dan orang-orang yang mencintai Indonesia walaupun bukan WNi dan tidak punya keturunan Indonesia. (ase)