250 Paus Dbantai, Pulau Berubah Jadi Lautan Darah
- Sea Shepherd Global
VIVA.co.id - Pulau Faroe di Denmark berubah menjadi lautan darah. Hal ini terjadi setelah ratusan orang bersama-sama membantai ratusan paus di pulau tersebut.
Sebanyak 250 ikan paus berhasil dibantai dengan menggunakan tombak dan pisau. Tubuh mereka terdampar di pantai dengan leher yang hampir putus. Darah paus keluar dan bercampur dengan air laut, mengubahnya menjadi lautan darah.
Dilansir melalui Daily Mail, Minggu 26 Juni 2015, perhelatan ini disebut dengan Grindadrap, pembantaian brutal yang menargetkan ikan paus pilot, sejenis paus bergigi dengan kulit hitam dan tanda abu-abu di dagu, sirip punggung rendah dan kepala bulat persegi. Pembantaian massal itu terjadi secara brutal di dua pantai di Pulau Faroe, Bour dan Torshavn.
Foto-foto mengerikan itu direkam secara sengaja oleh aktivis lingkungan dari organisasi konservasi non-profit, 'Sea Shepherd'.
Paus-paus tidak berdosa itu dipaksa untuk mendekat ke pantai dengan menghalau mereka menggunakan kapal dan perahu jet agar tidak menjauh dari pulau. Saat paus itu mulai menyerah dan jalan melambat, para pembantai paus langsung mendekat, masuk ke air dan mulai menyiksa paus-paus yang tidak berdaya. Mereka pun menyeretnya ke pantai.
Di pantai, dengan menggunakan pisau dan tombak, mereka mulai menyayat paus-paus itu, memotong leher mereka dan membelahnya. Dalam beberapa gambar terlihat para pembantai yang kebanyakan warga lokal itu tertawa dan tersenyum setelah berhasil membantai paus. Darah memenuhi baju selam mereka yang basah.
Ternyata di tempat tersebut, ini merupakan perhelatan rutin yang diadakan setiap tahunnya. Lima orang aktivis lingkungan dari Sea Shepherd justru ditangkap karena dianggap mengacaukan kegiatan pembantaian tersebut.
"Ada dua kapal laut Denmark di kegiatan tersebut, HDMS Triton dan HDMS Knud Rasmussen. Keduanya berada di pantai Bour," ujar Wyanda Lublink, kapten kapal Brigitte Bardot milik Sea Shepherd.
Ini artinya, kata Lublink, meski Denmark merupakan salah satu anggota negara Eropa yang menolak perburuan paus, ada campur tangan lembaga pemerintah dalam menyukseskan Grindadrap. Walaupun paus pilot belum menjadi hewan yang dilindungi namun tetap saja pembantaian ini sangat brutal dan melanggar konservasi.
Rupanya perhelatan Grindadrap merupakan kegiatan rutin yang telah berlangsung selama ratusan tahun lalu di Pulau Faroe. Meski Denmark menganggap perburuan paus ilegal namun ini dianggap legal di Pulau Faroe.
Semua paus yang diburu akan menjadi konsumsi warga lokal. Daging dan lemak ikan paus merupakan produk utama yang akan digunakan warga Pulau Faroe, baik untuk konsumsi pribadi maupun untuk bahan kosmetik.
Komedian Ricky Gervais menyatakan keprihatinannya terhadap aksi ini melalui akun Twitternya.
Tragic whale slaughter in Faroe Islands. It's good we've found a twin Earth because we're really fucking up this one. pic.twitter.com/ZUdP43SVCm
— Ricky Gervais (@rickygervais) July 24, 2015
#BREAKING: Massive Pod Of Pilot Whales Slaughtered In Faroes. Updates on crewmembers soon.#SeaShepherd #OpGrindini pic.twitter.com/mAnsmd3GMT
— Sea Shepherd (@seashepherd) July 23, 2015
#BREAKING: ANOTHER GRINDADRÁP HAS BEEN CALLED IN THE FAROE ISLANDS #Updates @ http://t.co/o4INEiSU0b #OpGrindini pic.twitter.com/10fEZjvcuB
— Sea Shepherd (@seashepherd) July 23, 2015
#BREAKING: #SeaShepherd VOL. KEVIN SCHILTZ (LUX) ARRESTED @ 2ND GRIND. #UPDATES @ http://t.co/o4INEiSU0b #OpGrindini pic.twitter.com/jKQAfmHf83
— Sea Shepherd (@seashepherd) July 23, 2015